Suara.com - Pertempuran sengit telah dimulai antara Taliban dan pasukan perlawanan anti-Taliban yang berbasis di lembah Panjshir setelah pembicaraan antara kedua pihak gagal menyelesaikan perbedaan mereka.
Melansir laman VOA Indonesia, Kamis (2/9/2021), seorang juru bicara perlawanan mengklaim memukul mundur serangan Taliban yang menyebabkan Taliban menderita kerugian besar.
Perlawanan ini dipimpin oleh Ahmad Masood, putra pemimpin perlawanan anti-Taliban terkenal dari tahun 1990-an, Ahmad Shah Masood. Masood senior, yang memimpin Aliansi Utara melawan Taliban, dibunuh oleh militan al-Qaida yang menyamar sebagai jurnalis sebelum serangan 11 September 2001 di Amerika.
Setelah jatuhnya Kabul bulan lalu, anggota pasukan keamanan Afghanistan dari seluruh negeri yang merasa dikhianati oleh pemimpin militer mereka yang menyerah, menuju Panjshir untuk bergabung dengan tentara perlawanan. Di antaranya termasuk beberapa pasukan khusus yang terkenal dengan kemenangan mereka di medan perang melawan Taliban selama bertahun-tahun serta wakil presiden pertama pada rezim yang digulingkan, Amrullah Saleh.
Juru bicara Masood, Fahim Dashty, mengatakan Taliban menjalankan operasi serangan di timur laut lembah itu , khususnya dari celah gunung bernama Khaawak, serta dari barat daya provinsi Parwan.
Ia mengklaim Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRFA), sebagaimana kelompok yang berbasis di Panjshir telah memukul mundur Taliban dengan menimbulkan beberapa ratus korban.
“Mereka telah dikalahkan dengan berat. Angka yang kita punya, 150 orang tewas, sekitar 200 orang luka-luka, 35 orang ditahan, empat konvoi mereka hancur, serta dua senjata berat,” katanya.
Pengikut Taliban di media sosial membagikan video kelompok yang menuju Panjshir dengan karavan kendaraan keamanan dengan bendera Taliban. Mereka mengklaim Taliban telah mengambil alih beberapa daerah yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan perlawanan.
Pada hari Rabu, Taliban telah memblokir semua lalu lintas di jalan utama yang menghubungkan Panjshir ke wilayah tetangganya Gulbahar.
Baca Juga: Qatar Airways Jadi Pesawat Pertama yang Mendarat di Bandara Kabul Usai Dikuasai Taliban
Masing-masing pihak saling menyalahkan atas kegagalan pembicaraan antara kedua belah pihak. (Sumber: VOA Indonesia)
Berita Terkait
-
Qatar Airways Jadi Pesawat Pertama yang Mendarat di Bandara Kabul Usai Dikuasai Taliban
-
Seusai Pasukan Asing Hengkang, Taliban Gelar Parade Kendaraan Militer AS
-
Curhat Polwan Afghanistan yang Kabur dari Kejaran Taliban: Banyak Negara Menolakku
-
Kejam! Taliban Tembak Mati Penyanyi Lagu Rakyat Afghanistan
-
Biden Ungkap Alasan Akhiri Perang dengan Taliban: AS Tak Lagi Punya Tujuan di Afghanistan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO