Suara.com - Salah satu istilah yang kerap kali masih sering disalahartikan oleh masyarakat Indonesia adalah penggunaan China dan Tiongkok, penggunaan kedua istilah tersebut tentunya kadang kali meninggalkan pertanyaan di dalam kepala kita. Adakah perbedaan antara kedua istilah tersebut? Istilah mana yang lebih tepat untuk digunakan?
Berikut adalah ulasan tentang perbedaan China dan Tiongkok beserta asal-usulnya.
Sejarah Perubahan Istilah
Pada dasarnya kedua istilah tersebut mengacu pada makna yang sama, hanya saja penggunaanya dipisahkan. Tepatnya pada tahun 2014 pada masa pemerintahan Presiden SBY keluar sebuah surat keputusan yang berisikan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/PRES.KAB/6/1967, setelah kejadian tersebut barulah ditetapkan penggantian sebutan negara Republik Rakyat China diubah menjadi Republik Rakyat Tiongok.
Jika ditarik mundur pada tahun 1996 di Indonesia saat itu, tepatnya pada bulan September dimana waktu itu warga keturunan Tionghoa sempat dicurigai mencoba untuk memasukan paham komunisme ke negara ini dan juga turut terlibat pada gerakan pemberontakan G30S/PKI.
1 tahun setelahnya, yakni pada tahun 1967 dikeluarkanlah Instruksi Presiden No.14/1967 yang menegaskan tentang larangan bagi warga Tionghoa untuk melakukan tradisi dan adat Istiadat di Indonesia.
Instruksi tersebut barulah dicabut pada masa kepresidenan Abdurrahman Wahid melalui Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat China.
Tentunya hal ini memberikan kembali hak yang seharusnya dimiliki oleh seluruh warga dalam sebuah negara, pasca pencabutan keputusan tersebut warga Tionghoa akhirnya diberikan kebebasan untuk bebas berekspresi, menjalankan kepercayaan, agama, serta menyelenggarakan acara atau adat istiadat atau tradisi, tanpa memerlukan izin khusus.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa pada era SBY terjadi perubahan istilah dari China menjadi Tiongkok, hal tersebut dilakukan dengan tujuan menghilangkan perilaku diskriminatif yang ada pada negara kita.
Baca Juga: Isu Pangkalan Militer AS Diambil China, Afghanistan Temui Rusia, Pakistan, Turki dan Qatar
Menyadur dalam buku karya Zoraya Paskarini yang berjudul Istilah Penamaan Etnik China di Indonesia: Tinjauan Sosiolinguistis terhapda Kaum Muda Jakarta yang ditulis pada tahun 2008 ini menjelaskan bahwa asal usul istilah Tiongkok diambil dari kata serapan dalam bentuk dialek salah satu bahasa daerah di China.
Tiongkok adalah sebuah istilah yang dalam bahasa China memiliki kata dasar Zh?ngguó, artinya adalah kerajaan tengah atau negeri tengah. Menurut keyakinan rakyat sekitar daerah Zh?ngguó menjadi pusat aktivitas yang terjadi di seluruh dunia, oleh karena itu diartikan dengan makna negeri tengah.
Sedangkan di Indonesia sendiri penggunaan istilah Tiongkok baru mulai muncul ke permukaan sejak berdirinya Organisasi Tionghoa Hwee Koan (THKK), penggunaan istilah tersebut kian populer pada awal abad ke-20, hal tersebut beriringan dengan perkembangan dan peningkatan nasionalisme di China.
Dari penjelasan di atas maka dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan yang terkandung pada istilah China maupun Tiongkok. Digantinya penyebutan negara tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menghapuskan kesan diskriminatif yang terjadi kepada warga Tionghoa.
Seperti itulah perbedaan China dan Tiongkok beserta asal-usulnya. Semoga kalian dapat memahami istilah-istilah tersebut.
Berita Terkait
-
Isu Pangkalan Militer AS Diambil China, Afghanistan Temui Rusia, Pakistan, Turki dan Qatar
-
Mantan Pejabat BUMN Sebut Ada Jebakan China Dalam Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
-
Kualifikasi Piala Dunia 2022: Australia Tekuk Vietnam, Korsel Tundukkan Lebanon
-
Hong Kong Siap Longgarkan Perbatasan, Penduduk China Daratan Boleh Masuk Tanpa Karantina
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India