Suara.com - Kamp pengungsi Moria di Pulau Lesbos di Yunani terbakar habis tepat setahun lalu. Sampai sekarang, masih banyak pengungsi yang tinggal di penampungan darurat, sementara musim dingin mendekat.
Kebakaran besar di kamp Moria di pulau Lesbos pada malam hari 8 September 2020 menjadi berita utama di media internasional, terutama di Eropa.
Itu memang bukan kebakaran pertama yang terjadi di Moria, namun kebakaran besar setahun lalu memusnahkan kamp itu.
Lebih dari 12.000 orang pengungsi kehilangan tempat tinggal sementara mereka, tepat sebelum musim dingin datang.
Setahun kemudian, masih banyak pengungsi yang tinggal di tenda-tenda darurat yang dibangun di kawasan pantai tidak jauh dari lokasi penampungan Moria yang lama.
Pemerintah Yunani di bawah Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis sebenarnya menjanjikan awal baru dalam kebijakan pengungsi Yunani, dan menyatakan bahwa kamp-kamp yang penuh sesak seperti di Moria, yang disebutnya "memalukan Eropa," akan ditutup.
Kamp-kamp baru sudah direncanakan, tapi untuk sementara para pengungsi masih harus tinggal di kamp darurat yang didirikan di pantai Mavrovouni, entah sampai kapan.
Kondisi di sana memang lebih baik daripada di Moria. Sebuah kamp baru untuk beberapa ribu orang dijadwalkan akan segera dibangun di daerah Plati yang lebih terpencil sebagai penggantinya. Pemerintah Yunani telah menerima bantuan jutaan euro dari Uni Eropa untuk pembangunan kamp-kamp pengungsi yang lebih modern.
Rintangan birokratis
Baca Juga: Cerita Ortu Korban Kebakaran Lapas Tangerang: Luka Bakarnya 80 Persen Tapi Dia Sadar
Menurut rencana awal, kamp Plati seharusnya sudah selesai pada musim gugur 2021 ini. "Namun penundaan terjadi, terutama karena penolakan penduduk setempat dan hambatan birokrasi", kata Angeliki Dimitriadi, ilmuwan politik dan peneliti migrasi di lembaga tangki pemikir ELIAMEP yang berbasis di Athena.
"Izin listrik dan saluran air, pengangkutan bahan bangunan, bahkan tender yang wajib dilakukan menurut aturan perundangan, memakan banyak waktu," kata Angeliki Dimitriadi kepada DW.
Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi UNHCR, di Lesbos sekaramg ada sekitar 3.500 pencari suaka, kebanyakan dari mereka berasal dari Afganistan.
Sebelum kebakaran Moria, pulau Lesbos menampung lebih dari 17.000 pengungsi. Ribuan migran telah dipindahkan ke daratan Yunani setelah insiden kebakaran itu, baik karena permohonan suaka mereka disetujui, atau karena mereka diakui sebagai "orang-orang yang rentan" yang membutuhkan perlindungan khusus.
Politisi lokal di Lesbos sekarang mendesak agar ada kepastian, bahwa tidak ada pendatang baru yang akan tinggal lama di pulau itu lagi. Anak di bawah umur tanpa pendamping dan "orang rentan" lainnya yang mendarat di Lesbos harus segera dikirim ke tempat lain di Eropa di bawah program yang didanai oleh Uni Eropa.
Masalah lama masih tanpa solusi "Fakta bahwa orang-orang tidak lagi berdesakan di ruang sempit, memang telah meningkatkan kondisi kehidupan di Lesbos," ujar Angeliki Dimitriadi. Tetapi dia juga mengatakan, masalah mendasarnya tidak berubah.
Tag
Berita Terkait
-
Cerita Ortu Korban Kebakaran Lapas Tangerang: Luka Bakarnya 80 Persen Tapi Dia Sadar
-
Posko Antemortem RS Polri Mulai Dipadati Keluarga Napi Korban Kebakaran Lapas Tangerang
-
Wajah Sedih Keluarga Korban Kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang
-
41 Jenazah Narapidana Korban Kebakaran Lapas Tangerang Tiba di RS Polri
-
Luka Bakar Parah hingga 90 Persen, 40 Jenazah Napi Lapas Tangerang Sulit Diidentifikasi
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Bahlil dan Raja Juli Serang Balik Cak Imin Usai Suruh Taubat 3 Menteri, Pengamat: Dia Ngajak Perang!
-
Rapat Darurat Hambalang: Prabowo Ultimatum Listrik Sumatera Nyala 2 Hari, Jalur BBM Wajib Tembus
-
Prabowo Beri Hasto Amnesti, Habiburokhman: Agar Hukum Tak Jadi Alat Balas Dendam Politik
-
Johan Budi Dukung Abolisi dan Amnesti Tom Lembong - Ira Puspadewi, Tapi Kritisi Untuk Hasto
-
Waspada Rob! Malam Minggu Pluit dan Marunda Masih Tergenang, BPBD DKI Jakarta Kebut Penyedotan Air
-
Habiburokhman Bela Zulhas yang Dituding Rusak Hutan hingga Bencana Sumatera: Agak Lucu Melihatnya!
-
Gebrakan Mendagri Tito untuk Geopark Disambut Baik Ahli: Kunci Sukses di Tangan Pemda
-
Darurat Kekerasan Sekolah! DPRD DKI Pastikan Perda Anti Bullying Jadi Prioritas 2026
-
Update Banjir Rob Jakarta: 17 RT Kepulaun Seribu Terdampak, 6 RT di Jakarta Utara Kembali Terendam!
-
Gelar Panggung Musikal di Sarinah, Aktivis Sebut Banjir Sumatera Tragedi Ekologis