Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan masih ada ribuan orang terpapar positif Covid-19 yang keluar rumah, bahkan berjalan-jalan ke mal. Hal itu terdeteksi melalui aplikasi Peduli Lindungi.
Seperti diketahui PeduliLindungi memiliki kemampuan untuk memantau mobilitas masyarakat yang terpapar Covid-19. Sejauh ini, kata Budi sudah ada 29 juta orang yang registrasi di aplikasi tersebut.
"Kita bisa lihat suprisingly tetap saja ada 3.830 orang yang masuk kategori hitam, hitam itu artinya positif Covid tapi masih jalan-jalan," mata Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Senin (13/9/2021).
Tidak cuman terdeteksi masuk mal, Budi menuturkan bahwa masyarakat positif Covid-19 juga terdeteksi masuk ke fasilitas publik.
"Masih masuk mal 3 ribu orang, masih masuk ke bandara 43 orang, masih naik kereta juga 63 orang, masih masuk restoran 55 orang," sebut Budi.
Budi menegaskan seharusnya masyarakat yang terpapar dan teridentifikasi Covid-19 harus tinggal baik di rumah maupun di tempat isolasi terpusat.
"Dengan demikian kita bisa melacak mereka dan memastikan mereka segera kita ambil untuk kita lakukan isolasi," kata Budi.
Pantau Warga Positif Covid
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan sejumlah kementerian dalam membuat aplikasi bernama "Peduli Lindungi". Aplikasi tersebut diluncurkan sebagai usaha menangkal penyebaran virus corona atau Covid-19 di Tanah Air.
Baca Juga: Seberapa Efektif Vaksin Covid-19 pada Pasien Gangguan Kekebalan? Ini Kata Ahli!
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan aplikasi tersebut mampu memantau pergerakan pasien Covid-19 yang telah dinyatakan positif, ODP maupun PDP. Bahkan, aplikasi ini mampu memantau pasien positif Covid-19 yang masuk kategori orang tanpa gejala (OTG).
"Kementerian komunikasi bekerjasama dengan kementerian lain-lainnya telah membangun apkikasi peduli lindungi," kata Johnny dalam keterangannya di Gedung BNPB, Rabu (8/4/2020).
Johnny berharap, dengan adanya aplikasi tersebut masyarakat mampu memonitoring pergerakan pasien atau orang yang sudah tertular, atau yang masih dalam pemantauan. Sehingga, mereka dapat melakukan isolasi mandiri.
"Sehingga kelihatan yang mana dan kemana saja pergerakan virus melalui data-data dari para pasien atau yang sudah terdaftar di dalam sistem," kata dia.
Politikus Partai Nasdem ini kemudian menyarankan pada masyarakat untuk segera mengunduh dan menginstal aplikasi tersebut. Tujuannya, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Yang saat ini dari android yang sudah di download secara gratis. Kami juga sedang berkomunikasi dengan Apple, agar tekhnologi IOS juga dapat memeberikan alses untuk instalasi atau download secara gratis," kata Johnny.
Berita Terkait
-
Bukan Mabal Bareng, Ini Alasan Ribuan Siswa di Cimahi Tak Masuk di Pekan Pertama PTM
-
Perkembangan Wabah COVID-19 Kian Baik, PPRO Lirik Proyek Sektor Industri dan Wisata
-
Waduh! 90.000 Remaja di Negara Ini Hamil Selama Pandemi Covid-19
-
Update Covid-19 Global: Alami Gelombang Ketiga Covid-19, Afsel Malah Longgarkan Pembatasan
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
Terkini
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre
-
Saksi Ahli Pidana Kubu Nadiem Beberkan Empat Syarat Penetapan Tersangka
-
Ayahnya Korupsi Rp26 Miliar, Anak Eks Walkot Cirebon Terciduk Maling Sepatu di Masjid