“Kami langsung menyiapkan tim, meskipun kami belum tahu jenazah akan dibawa ke sini, tapi seperti biasa kami mempersiapkan diri,” ujarnya.
Benar saja, 41 jenazah langsung dibawa ke RS Polri. Agung mendapat mandat, dipercaya menakhodai Tim Rekonsiliasi, yang bertugas untuk membandingkan data-data postmortem dan data antemortem.
Memasuki hari pertama dan kedua, Agung sangat sibuk, hampir 24 jam bekerja. Dalam benaknya puluhan jenazah harus segera teridentifikasi, sebab ada puluhan keluarga yang menanti kepastian dari nasib saudaranya.
“Tetapi biar kami ingin cepat, kami memiliki tanggung jawab moral, cepat tapi tepat. Jadi kami tidak mau cepat tapi asal-asalan. Jadi harus benar-benar dikombinasikan cepat selesai, tetapi tepat,” tegas Agung.
Dalam proses identifikasi kecepatan dan ketepatan adalah tanggung jawab moral bagi mereka. Tidak boleh ada kesalahan dalam proses itu, karena pastinya akan berakibat fatal.
Tragedi 98 hingga Tsunami Aceh
Menjadi dokter forensik telah berpuluh tahun dijalani Agung. Pria berusia 55 tahun ini, pertama kali bertugas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pada saat itu dia terlibat dalam proses identifikasi jenazah korban tragedi Mei 1998.
“Saat itu ada banyak korban,” kata Agung mengingat masa itu.
Banyak peristiwa yang dilaluinya sebagai dokter forensik. asi. Mulai dari kecelakaan pesawat Sriwijaya (9/1/2021), kecelakaan pesawat Lion Air (29/10/2018), kecelakaan derek di Mekkah, Arab Saudi (11/9/2021), hingga bencana Tsunami di Aceh (26/12/2004) dan berbagai peristiwa besar lainnya.
Baca Juga: Penyebab Kebakaran Pasar Bawah Bukittinggi Belum Jelas, Polisi Masih Kumpulkan Barang Bukt
Kebal Bau Mayat
Menjadi dokter forensik, identik dengan jenazah dalam bentuk aneka rupa dan baunya.
Tentu yang menjadi pertanyaan banyak orang, bagaimana mereka bertahan dengan aneka aroma dari mayat dan bentuknya yang sudah tidak utuh.
“Itu juga banyak persepsi awam yang salah, bahwa kami khususnya dokter forensik yang berkecimpung di jenazah, sebenarnya hidung masih normal, tidak kebal juga,” jawab Agung ketika Suara.com menyebutnya dan rekan seprofesinya kebal dari bau yang tidak enak, khususnya dari aroma dari jasad yang telah lama meninggal.
“Yang kebal itu adalah mindset (pola pikir), tetapi hidung tetap normal. Kenapa kami kebal dalam arti mindset-nya tidak merasa bau dengan aroma tidak enak, karena adaptasi lagi. Karena kami melihat bahwa ini adalah pekerjaan yang harus kami hadapi, pada saat ini baunya tidak enak, ya biasa saja,” paparnya menjelaskan.
Agung pun lantas memberikan trik, untuk bisa bertahan dan mulai terbiasa dengan aroma yang tidak sedap.
Berita Terkait
-
Penampungan Hewan di Orlando Terbakar, 20 Lebih Kucing Mati Terpanggang
-
Jenazah WNA Portugal Napi Korban Kebakaran Lapas Tangerang akan Dikirim ke Negaranya Sabtu
-
Penyebab Kebakaran Pasar Bawah Bukittinggi Belum Jelas, Polisi Masih Kumpulkan Barang Bukt
-
Tragedi Napi Terbakar di Blok C2: Ilham jadi Marbot hingga Janji Bersih Narkoba usai Bebas
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar