Suara.com - Kantor Darurat Komisi Pemberantasan Korupsi mengantarkan1.505 surat kiriman yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo di Kompleks Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (29/9/2021.
Perwakilan dari LBH Jakarta Arief Maulana mengatakan 1.505 surat yang dikirimkan, untuk meminta Jokowi menyelesaikan polemik pemberhentian 56 pegawai KPK yang tak lolos TWK dalam rangka alih status menjadi ASN. Pasalnya tes TWK dinilai bermasalah, ilegal dan abal-abal.
"Intinya menuntut kepada Presiden Republik indonesia sebagai kepala pemerintahan, sebagai Kepala ASN untuk menyelesaikan kasus penyingkiran 56 pegawai KPK yang melalui tes wawasan kebangsaan yang bermasalah, ilegal dan abal-abal yang dilakukan oleh pimpinan KPK," ujar Arif di Kompleks Sekretariat Negara, Rabu (29/9/2021).
Karena itu pihaknya berharap Jokowi mendengar suara masyarakat untuk memulihkan pegawai KPK yang akan diberhentikan, Kamis (30/9/2021) besok.
Pihaknya juga meminta Jokowi segera menindaklanjuti rekomendasi Komnas HAM dan Ombudsman agar 56 pegawai KPK diangkat sebagai ASN.
"Saya kira pak Jokowi harus mendengar suara masyarakat segera pulihkan teman-teman 56 pegawai KPK yang hari ini akan dipecat, tinggal besok kita minta kepada pak Presiden untuk segera menindaklanjuti rekomendasi dari Komnas HAM Republik Indonesia, rekomendasi dari Ombudsman republik Indonesia agar kemudian teman-temana diangkat sebagai ASN sebagaimana revisi UU 19/2019 dan aturan pelaksananya," kata dia.
Sebanyak 1.505 surat tersebut terdiri dari 917 surat yang disampaikan secara daring dan 588 surat disampaikan melalui Kantor Darurat Pemberantasan Korupsi. Baik dengan datang langsung, ataupun melalui jasa pengiriman.
Tak hanya itu, Arif menuturkan surat-surat tersebut dikirim dari berbagai elemen masyarakat yakni akademisi, serikat buruh, mahasiwa, jaringan masyarakat miskin kota dan lainnya.
"Selain menyampaikan surat-surat dari masyarakat, perwakilan masyarakat juga menyampaikan Petisi change.org yang telah ditanda tangani 70.503 orang," kata Arif.
Baca Juga: Ditawari Jadi ASN Polri, Pegawai KPK Nonaktif: Ini Menunjukkan TWK Tak Valid
Terkait rencana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang akan merekrut 56 pegawai KPK yang tak lolos TWK menjadi ASN Polri, Arif mengatakan bahwa rekomendasi Komnas HAM dan Ombudsman jelas, sehingga Jokowi tinggal melaksanakannya.
"Rekomendasi Komnas jelas, bukan kepolisian, (Jokowi) tinggal melaksanakan (Rekomendasi Komnas HAM)," ucap Arif.
Sementara itu Akademisi Universitas Andalas, Charles Simabura yang juga ikut mengantarkan surat mengatakan bahwa tuntutan pihaknya yakni mengembalikan 56 pegawai KPK sebagai ASN KPK, bukanlah menjadi ASN kepolisian
"Kita sangat jelas dan tuntutan kita mengembalikan teman-teman itu pada alih status mereka sebagai asn di KPK bukan di kepolisian. Kita meminta mereka kembalikan ke KPK bukan di kepolisian," katanya.
Diketahui, mereka datang membawa papan besar sebagai simbol berbentuk amplop sebagai simbol surat dengan tulisan Yth. Pak Jokowi dan tulisan #saveKPK.
Adapun di dalam simbol amplop terdapat tulisan, "Pak Presiden, jangan bunuh harapan kita untuk Indonesia yang bebas dari korupsi!!".
Berita Terkait
-
Ditawari Jadi ASN Polri, Pegawai KPK Nonaktif: Ini Menunjukkan TWK Tak Valid
-
Pimpinan KPK Sambut Baik Rencana Kapolri Rekrut 56 Pegawai Tak Lolos TWK
-
Polri Ingin Rekrut 56 Pegawai KPK, Ghufron: Meningkatkan Kompetensi Pemberantasan Korupsi
-
Secepatnya Kirim Surpres Panglima TNI, Mensesneg: Kami Sudah Koordinasi dengan Ketua DPR
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka