Suara.com - Gerakan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) menanggapi positif bangkitnya Partai Buruh di Indonesia. Mereka mengingatkan agar Partai Buruh tidak mementingkan elektoral semata, namun kepentingan kaum buruh secara khusus dan kepentingan rakyat yang lebih luas.
Sekretaris Jenderal GSBI Emelia Yanti Siahaan mengatakan, bahwa GSBI bukanlah salah satu serikat buruh yang menginisiasi kehadiran Partai Buruh. Baik dari sejak dibentuk Muchtar Pakpahan hingga deklarasi kembali Partai Buruh.
Kendati begitu, kata Yanti, secara organisasi GSBI memberikan hormat dan salut kepada kawan-kawan serikat buruh yang menginisiasi kembali Partai Buruh.
"Secara kelas, kaum buruh memang membutuhkan partai politiknya sendiri, partai yang mewakili kaum buruh. Tapi tentu saja partai yang dibangun harus dilandaskan pada ideologi dan garis politik yang sama," kata Yanti dihubungi, Rabu (6/10/2021).
Ideologi yang dimaksud Yanti ialah harus didasarkan pada pemahaman objektif tentang apa yang menjadi permasalahan pokok kaum buruh. Sekaligus memahami dengan baik tentang apa yang menjadi akar masalah rakyat Indonesia.
"Karena pada hakikatnya Partai Buruh tidak hanya semata-mata mewakili kepentingan buruh semata, tapi juga harus mewakili kepentingan rakyat secara umum. Bagaimana partai kemudian mau mengubah sistem dari sistem hari ini yang menindas dan menghisap kaum buruh secara khusus dan juga yang menindas dan menghisap rakyat di berbagai sektor. Baik itu kaum tani, perempuan, masyrakat miskin di perkotaan maupun di pedesaan," tutur Yanti.
Lebih jauh, menurut Yanti bahwa ke depan tantangan yang akan dihadapai Partai Buruh tidak mudah. Di mana sebagai partai yang ingin menjadi peserta Pemilu 2024 tentunya Partai Buruh perlu memenuhi syarat-syarat sebagai verifikasi. Di sisi lain, Yanti mewakili GSBI mengingatkan agar Partai Buruh tidak hanya mementingkan elektoral demi mengejar target menjadi peserta Pemilu hingga duduk di Parlemen.
"Karena dalam pandangan kami, dalam membangun partai buruh tidak boleh semata-mata hanya untuk mengejar elektoral politik yang ditawarkan oleh sistem politik hari ini. Di mana partai untuk bisa duduk di dalam legislasi mereka harus memenuhi syarat-syarat verifikasi," katanya.
Diketahui Partai Buruh telah resmi dideklarasikan. Partai Buruh tersebut merupakan kelanjutan dari Partai Buruh yang lama didirikan oleh Muchtar Pakpahan dan terakhir diketuai oleh Sony Pujisasono pada 2012.
Baca Juga: Jadi Pendatang Baru, Said Iqbal Janji Desak Pemerintah Beri Bantuan Uang ke 100 Juta Warga
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyebut terdapat 11 elemen atau organisasi yang masuk dalam badan pendiri Pargai Buruh.
Yakni pengurus Partai Buruh yang lama, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Organisasi Rakyat Indonesia (ORI), Serikat Petani Indonesia (SPI), Gerakan Perempuan Indonesia (GPI), KSPI, FSPMI, FSP FARKES, KPBI, FSP KEP, dan FPTHSI.
Iqbal mengungkapkan bahwa ada perbedaan mendasar antara Partai Buruh yang lama dan baru. Perbedaanya yakni dahulu hanya didukung satu serikat buruh yakni KSBI, namun saat ini didukung sejumlah elemen.
Ia mengatakan bahwa Partai Buruh yang baru didukung oleh Serikat Petani Indonesia, organisasi petani terbesar di Indonesia, 4 Konfederasi Serikat Buruh di tingkat nasional dan 50 federasi serikat buruh di tingkat nasional.
Selain itu dukungan juga datang dari forum guru honorer, tenaga honorer dan guru swasta, Gerakan Perempuan Indonesia.
"Itulah yang membedakan dengan yg lama. Sehingga spektrum daripada konstituennya pasti akan meluas," ucap Iqbal.
Berita Terkait
-
Partai Buruh Resmi Dideklarasikan, Begini Kans-nya di Tengah Parpol yang Lebih Dulu Eksis
-
Jadi Pendatang Baru, Said Iqbal Janji Desak Pemerintah Beri Bantuan Uang ke 100 Juta Warga
-
Janji Said Iqbal jika Partai Buruh Lolos ke Senayan: Kasih Rakyat Rp500 Ribu Tiap Bulan
-
Tok! Said Iqbal Terpilih Jadi Presiden Partai Buruh
-
Mampukah Said Iqbal Besarkan Partai Buruh Setelah Alami Kekalahan Besar di Masa Lalu?
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN