Suara.com - Berita kematian Colin Powell pada hari Senin menarik perhatian rakyat Irak. Masih hangat dalam ingatan mereka, kebijakan Powell yang menyebabkan kekacauan besar di negara itu.
Menyadur Al Jazeera Selasa (19/10/2021), Powell yang meninggal karena Covid-19 di usia 84 tahun adalah salah satu pejabat Bush yang dianggap bertanggung jawab atas invasi pimpinan AS di Irak.
Maryam, penulis Irak yang bicara dengan syarat tak menyebutkan nama belakang menyebut Powell sebagai pembohong besar.
“Dia berbohong, berbohong dan berbohong,” katanya. “Dia berbohong dan kita yang terjebak dengan perang yang tak pernah berakhir,” tambahnya.
Sebagai ketua Kepala Staf Gabungan, Powell mengawasi perang Teluk, menyingkirkan tentara Irak pada tahun 1991 setelah pemimpin Irak Saddam Hussein menginvasi Kuwait.
Tapi rakyat Irak lebih mengingat Powell karena presentasinya di PBB yang membenarkan invasi ke negara itu dengan menyebut Hussein sebagai ancaman global yang memiliki senjata pemusnah massal.
Di ruang Dewan Keamanan, ia menampilkan foto dan merinci senjata pemusnah massal Irak, serta terjemahan dari penyadapan intelijen AS.
Pada satu titik, Powell mengacungkan sebuah botol kecil berisi satu sendok teh simulasi antraks, memperingatkan bahwa Irak menyumbang “puluhan demi puluhan ribu sendok teh” dari patogen mematikan.
Kenyataannya, tidak ada senjata seperti itu yang ditemukan dan pidatonya dicemooh sebagai titik terendah dalam karirnya.
Baca Juga: Keseruan Tradisi Perang Busa Mahasiswa Baru St Andrews Skotlandia
Jurnalis Irak Muntadher al-Zaidi yang melempar sepatu ke Presiden George W Bush saat konferensi pers 2008 di Baghdad melampiaskan kemarahannya di Twitter.
"Saya sedih dengan kematian Colin Powell tanpa diadili atas kejahatannya di Irak ... Tapi saya yakin pengadilan Tuhan akan menunggunya."
Kesaksian Powell di PBB mengakibatkan kematian puluhan ribu orang Irak.
"Darah ini ada di tangannya," kata Muayad al-Jashami, seorang warga Irak berusia 37 tahun yang bekerja dengan organisasi non-pemerintah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Laporan ke Dewan Pers Meningkat di Era AI, Banyak Pengaduan soal Akurasi dan Keberimbangan Berita
-
Ammar Zoni Kepergok Edarkan Narkoba, DPR Pertanyakan Sistem Pengawasan Lapas: Sudah Berulang!
-
Kasus Korupsi Chromebook, Kejagung Panggil 10 Saksi Termasuk Pejabat Perusahaan Teknologi
-
Sengkarut Haji Era Yaqut: Tak Cuma Kuota, Katering hingga Akomodasi Jemaah Diduga Jadi Bancakan
-
Ragunan Uji Coba Buka Malam Mulai Akhir Pekan Ini, Gubernur Pramono: Boleh Olahraga hingga Pacaran
-
KPK Usut Skandal EDC Rp700 M, Alasan Panggil Direktur Indosat Gali Skema Beli atau Sewa
-
Pastikan Jakarta Aman! Polisi Ungkap Identitas Pelaku Teror Bom di Tiga Sekolah Internasional
-
Dicari Warga Sekampung Gegara Cabuli Anak Tetangga, Kakek di Cakung Ngumpet di Kandang Ayam
-
Fakta Baru Pembunuhan Karyawati Minimarket Dina Oktaviani: Pelaku Jual Perhiasan Korban Rp4 Juta
-
Sebut Partai Pro Pekerja, Begini Strategi PDIP Beri Perlindungan PMI