Suara.com - Kelompok penculik di Haiti meminta uang tebusan sebesar 17 juta dolar atau sekitar Rp 240 miliar kepada pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Kanada.
Menyadur Sky News Rabu (20/10/2021), sedikitnya 17 misionaris AS dan Kanada diculik di Haiti oleh sebuah geng bernama 400 Mawozo.
Menteri kehakiman Haiti Liszt Quitel mengatakan bahwa sedang dilakukan pembicaraan dengan kelompok penculik tersebut untuk membebaskan belasan sandera.
Liszt Quitel mengungkapkan jika 17 misionaris tersebut diculik di luar Port-au-Prince pada Sabtu (16/10/2021).
Geng tersebut saat ini menuntut total 17 juta dolar (Rp 240 miliar) kepada pemerintah jika ingin mereka membebaskan para tahanannya.
Quitel menambahkan bahwa FBI dan polisi Haiti sedang bernegosiasi dengan Christian Aid Ministries, lembaga bantuan nirlaba yang menjadi bagian dari pembebasan.
Organisasi yang berbasis di Ohio tersebut menyerukan agar otoritas sipil Haiti dan AS yang bekerja untuk menyelesaikan situasi ini.
Di antara belasan sandera tersebut, 16 berasal dari AS dan satu orang Kanada. Ada lima anak, termasuk seorang bayi berusia delapan bulan.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pemerintah AS sedang fokus pada penculikan itu, dan terus berkomunikasi dengan Kepolisian Haiti dan gereja misionaris.
Baca Juga: AS Bolehkan Suntikan Dosis Ketiga Vaksin Covid-19 Berbeda dengan Dosis Pertama, Kenapa?
"Sayangnya, ini juga merupakan indikasi masalah yang jauh lebih besar dan itu adalah situasi keamanan yang sama sekali tidak berkelanjutan," kata Blinken, merujuk pada geng yang menguasai bagian Port-au-Prince.
Doris Michel, seorang wanita Haiti-Amerika, menyalahkan pemerintah atas meningkatnya penculikan setelah ayahnya yang berusia 89 tahun diculik bulan lalu.
Dia dibawa ke daerah yang dikendalikan geng dan para penculik menuntut uang tebusan hingga 6 juta dolar (Rp 84,8 miliar), yang kemudian meningkat menjadi 10 juta dolar (Rp 141 miliar).
"Kami terus berkata, 'Kami tidak punya uang sebanyak itu. Lalu mereka bertanya, 'Uang apa yang kamu punya?'," kenang Michel.
Michel menambahkan bahwa para sandera bertahan hidup hanya dengan semangkuk nasi dan tiga kantong air dalam sehari.
Michel sempat menyerahkan uang tebusan di sebuah wilayah, namun kelompok penculik mengklaim tidak menerimanya dan meminta uang tebusan lebih banyak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD