Suara.com - Anggota DPR Fraksi Partai Golkar Maman Abdurrahman mengatakan, bahwa keberedaan Densus 88 masih sangat diperlukan. Hal itu sekaligus menanggapi usulan Fadli Zon agar Densus 88 dibubarkan.
Maman tidak setuju usulan pembubaran Densus 88. Ia berujar, bahwa kinerja Densus 88 dalam melakukan monitoring, pemetaan, dan pemantauan gerakan-gerakan teror masih dibutuhkan.
Menurut Maman, pola gerakan aksi teroris selalu berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman serta situasi politik. Menjadi tugas Densus 88 kemudian melakukan upaya penanggulangan dari gerakan-gerakan teroris yang dinamis tersebut.
"Oleh karena itu kita membutuhkan sebuah lembaga yang khusus dan fokus dalam hal ini Densus 88," kata Maman kepada wartawan dikutip Jumat (22/10/2021).
Kata dia, pola gerakan teroris era sekarang, misalnya ialah dengan menggunakan kedok agama tertentu. Hal itu berdampak terhadap pembelahan kelompok-kelompok agama. Namun begitu, gerakan teroris sejatinya tidak bisa dikaitkan dengan agama apapun.
Selain berkedok agama, Maman mengatakan hal yang perlu diwaspadai juga ialah gerakan-gerakan yang berpotensi menimbulkam kekacauan. Gerakan tersebut merupakan gerakam teroris. Mengingat teroris memang bertujuan untuk membuat kekacauan.
"Tidak menutup kemungkinan ke depan narasi dan isu besar gerakan teroris bergeser tidak lagi menggunakan kedok atau simbolisasi agama. Tapi bisa saja menggunakan simbol-simbol komunitas sekte, atau bahkan bisa saja bergeser kepada penggunaan simbol simbol lembaga pendidikan, bahkan banyak hal lainnya," tutur Maman.
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah lembaga yang fokus untuk selalu mendeteksi sedini mungkin dari gerakan-gerakan aksi teror.
"Baik yang berupa gerakan nyata maupun senyap seperti Densus 88," katanya menambahkan.
Baca Juga: Dave Akbarshah Fikarno Laksono: Indonesia Masih Butuh Densus 88
Berita Terkait
-
Tangis Rindu Ibu DPO Teroris MIT: Pulang Dulu Kamu Nak, Lihat Ibu
-
Beredar Video Ibu Minta Anaknya yang Teroris Pulang ke Rumah: Ibu Rindu Nak
-
Nangis di Video, Emak-emak Ini Bujuk Teroris Poso DPO Polisi Pulang: Nak, Kamu di Mana?
-
Dave Akbarshah Fikarno Laksono: Indonesia Masih Butuh Densus 88
-
Tak Setuju Usulan Densus 88 Dibubarkan, Eks Teroris: Orang Nakal Siapa yang Mau Pegang?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Darurat Banjir-Longsor Sumut, Bobby Nasution Fokus Evakuasi dan Buka Akses Jalur Logistik yang Putus
-
KPK Panggil Kakak Hary Tanoe dalam Kasus Bansos Hari Ini
-
Survei Terbaru Populi Center Sebut 81,7 Persen Publik Yakin Prabowo-Gibran Bawa Indonesia Lebih Baik
-
Heartventure Dompet Dhuafa Sapa Masyarakat Sumut, Salurkan Bantuan ke Samosir-Berastagi
-
Bansos Tetap Jalan Meski Sumatera Terendam Bencana, PT Pos Indonesia Pastikan Penyaluran Aman
-
KPK Pertimbangkan Lakukan Eksekusi Sebelum Bebaskan Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi, Ini Penjelasannya
-
Francine PSI Tagih Janji Pramono: kalau Saja Ada CCTV yang Memadai, Mungkin Nasib Alvaro Beda
-
Rano Karno: JIS Siap Hidup Lagi, Pemprov DKI Benahi Akses dan Fasilitas Pendukung
-
KPK Sudah Terima Surat Keppres Rehabilitasi, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi dan Rekan Segera Bebas
-
Mulai 2026, Periksa Kehamilan Wajib 8 Kali: Cara Pemerintah Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi