Suara.com - Kenapa pertunjukan wayang golek di Bekasi sekarang kurang diminati masyarakat. Ini jadi topik obrolan Senin (25/10/2021), malam, anggota Komunitas Historika Bekasi.
Topik ini menarik sekali, sekaligus untuk tetap melestarikan seni budaya Sunda. Menarik buat yang tua maupun yang muda. Tentunya juga para pengambil kebijakan, barangkali bisa menjadi masukan.
Jawaban atas pertanyaan besar di atas terbagi menjadi empat aspek yang mengemuka dalam diskusi.
Pertama, biaya untuk menanggap wayang golek mahal.
Menurut pengalaman anggota Komunitas Historika Bekasi Agus Arif, menanggap wayang golek biayanya sekitar Rp15 juta. Itu pun yang paling murah.
Itu juga hanya hajatan atau keriaan keluarga berekonomi menengah ke atas yang sanggup mendatangkan kelompok seni wayang golek.
Sedangkan biaya tontonan wayang golek "kelas atas" biasanya di atas Rp70 juta.
"Di Pebayuran (salah satu kecamatan di Kabupaten Bekasi), kalau hajatan nanggap golek udah nyohor," kata Agus Arif.
Kedua, kelompok seni wayang golek kurang inovatif, baik cerita maupun kostum saat ditampilkan.
Baca Juga: Terdampak Pandemi, Seniman Wayang Golek Alih Profesi Jadi Pedagang Ayam
Menurut tanggapan seorang anggota Komunitas Historika Bekasi Bang Pitung, dalang seharusnya "ada peremajaan karakter. Sekarang kan orang seneng yang lucu-lucu, metode stand up comedy bisa diadopsi. Saya yakin kalau ada anak muda yang berani menampilkan warna seperti itu bisa bersaing dengan media hiburan lainnya."
Contoh inovasi lagi sebagaimana diungkapkan Bang Pitung, "Ada anak muda yang menampilkan boneka berbagai karakter mampu mendulang subscriber ampe njutaan (di Youtube), insyaallah kalau ada dalang yang bisa seperti itu pun akan meraih prestasi yang sama, bahkan lebih."
Ketiga, keberadaan wayang golek telah tersaingi oleh jenis hiburan lainnya, sebut saja pertunjukan dangdut dan organ tunggal.
Biaya mendatangkan kelompok dangdut sebenarnya juga tak kalah mahal. Tapi tetap banyak orang menanggapnya karena dinilai lebih menarik.
Tapi semahal-mahalnya biaya untuk menyelenggarakan acara dangdut, acara yang sudah tergolong mewah biayanya hanya sekitar Rp20 juta. Bandingkan dengan biaya untuk acara wayang golek yang biasa-biasa saja sudah sampai Rp15 jutaan, sedangkan yang "kelas atas" di atas Rp70 jutaan.
Menurut pendapat Bang Pitung, dangdutan banyak ditanggap karena ada daya tarik birahi dalam tanda kutip.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Brasil Minta Duit Miliaran Dolar Buat Jaga Hutan, tapi Izin Tambang Jalan Terus
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?
-
Anggaran Bantuan Hukum Warga Miskin di Jember Mengalami Penurunan
-
Detik-detik Tembok Sekolah di Palmerah Roboh: Udah Goyah, Lari Selamatkan Diri dari Api
-
Kementerian HAM Akan Kumpulkan Seluruh Data Hak Asasi Manusia Lewat Platform Ini
-
Ngeri! Cekcok di RS Duta Indah Berujung Petaka, Wanita Dihajar Mantan Suami Sampai Gigi Rontok
-
KPK Kembalikan Aset Korupsi Taspen, Anggota DPR: Ini Harus Jadi Standar Penyelesaian Kasus
-
Jejak Intelektual Dwinanda Linchia Levi: Dosen Brilian Untag yang Tewas Misterius di Hotel
-
Roy Suryo 'Disikat' Polisi, Dicekal ke Luar Negeri Malah Cuma Senyum: Misi di Australia Beres!
-
MK Batalkan Skema HGU 190 Tahun di IKN, DPR Usulkan Prabowo Terbitkan Perppu