Suara.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelora, Fahri Hamzah, kini mengusulkan agar sistem Pemilihan Presiden di Indonesia harus diubah mengikuti aturan dalam konstitusi.
Konstitusi yang dimaksud Fahri yakni memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi putra putri terbaik bangsa untuk maju dalam pemilihan.
"Padahal kita pengennya tarungnya itu kalau bisa diperluas. Saya ingin ada orang Aceh jadi capres, orang Papua jadi capres ya kan. Ada orang dari Indonesia Tengah menjadi capres, ada orang dari Utara jadi capres, jadi (aturan ini) nggak bisa gitu loh," kata Fahri kepada wartawan, seperti dikutip Suara.com, Selasa (26/10/2021).
"Karena kita sudah mempersempit ladang pertarungan nggak sehat bagi republik," Fahri menambahkan.
Mantan Wakil Ketua DPR itu menyebut menjelang Pilpres 2024 mulai muncul kejadian misterius. Salah satunya banyak figur yang muncul dideklarasikan maju, namun pada akhirnya yang dihadapkan pada masyarakat hanya dua pilihan.
"Tiba-tiba tinggal dua, tiba-tiba kita harus milih itu kan misterius ya," katanya.
Menurutnya, jika hanya 2 pasangan calon yang dimunculkan dalam Pilpres hanya akan berujung pembelahan di masyarakat. Ia menilai, konsolidasi yang ada menjadi kacau ditandai dengan cara memilih pemimpin.
"Terlalu banyak insidentil terlalu banyak misteri gitu loh. Ini yang harus ditata dengan baik itu lebih produktif untuk dibahas," tuturnya.
Lebih lanjut, Fahri berharap agar ambang batas pencalonan Presiden atau Presidential Threshold (PT) 20 persen bisa diturunkan.
Baca Juga: Ramalan Joko Joyoboyo Pilpres 2024 Ala Arief Poyuono, 3 Sosok yang Namanya Mendekati
Menurutnya langkah tersebut sudah sesuai dengan konstitusi.
"Iya harusnya begitu (diturunkan PT). Itu maunya konstitusi begitu," tandasnya.
Berita Terkait
-
Mulai Banyak Figur Dideklarasikan Maju Pilpres, Fahri Hamzah: Terlalu Banyak Misteriusnya
-
Menilik Ramalan Joyoboyo: Tiga Tokoh Ini Bakal Jadi Presiden 2024
-
Ramalan Joko Joyoboyo Pilpres 2024 Ala Arief Poyuono, 3 Sosok yang Namanya Mendekati
-
Yaqut Soal Kemenag Hadiah untuk NU, Fahri Hamzah: Mungkin Ingin Hibur Kiai, Tapi..
-
Menohok! Jawaban Fahri Hamzah Ketika Ditanya Tertarik atau Tidak jadi Jubir Presiden
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama