Suara.com - Pengamat hukum Erwin Natosmal Oemar menilai permasalahan yang terjadi pada Polri saat ini bukan hanya kultural, melainkan juga struktural. Selain minimnya pengawasan, keberadaan Polri untuk penanganan tindak pidana juga kerap bertabrakan dengan lembaga berwenang lainnya.
Erwin menjelaskan kalau kekuasaan Polri kian membesar pasca reformasi. Terlebih posisi Polri terbilang semakin strategis karena setelah lepas dari ABRI, garis instruksinya berada langsung di bawah Presiden.
"Nah positioning ini agak dilematis, pada satu sisi Polri relatif bisa terbebas dari ABRI. Tapi di sisi lain, Polri kurang check and balance dilakukan pihak eksekutif terhadap Polri sendiri," kata Erwin dalam diskusi "Menguji Presisi untuk Internal Polri" secara virtual, Selasa (26/10/2021).
Posisinya yang langsung berada di bawah Presiden dianggapnya malah mengurangi pengawasan terhadap Polri. Meski saat ini terdapat Komisi Kepolisian Nasional atau Kompolnas yang berfungsi sebagai pengawasan fungsional terhadap Polri, namun Erwin menganggap keberadaannya masih belum cukup.
"Tetapi kalau kita lihat kinerja Kompolnas sekarang ini agak cukup mengkhawatirkan," ujarnya.
Selain itu, Erwin juga melihat adanya pembagian kekuasaan antara Polri dengan lembaga-lembaga negara lainnya, semisal saja Badan Narkotika Nasional/BNN. Ia menemukan adanya dualisme penegakkan hukum pada penyelesaian kasus narkotika yang membuat masyarakat bingung.
"Nah, ini tentu menjadi suatu situasi yang menurut saya membingungkan masyarakat atau pencari keadilan," tuturnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Upaya Roy Suryo cs Mentah di Polda Metro Jaya, Status Tersangka Ijazah Jokowi Final?
-
Jurus 'Sapu Jagat' Omnibus Law Disiapkan untuk Atur Jabatan Polisi di Kementerian
-
Dakwaan Jaksa: Dana Hibah Pariwisata Sleman Diduga Jadi 'Bensin' Politik Dinasti Sri Purnomo
-
LPSK Bahas Optimalisasi Restitusi Korban Tindak Pidana bersama Aparat Hukum
-
Komisi X DPR Respons Kabar 700 Ribu Anak Papua Tak Sekolah: Masalah Serius, Tapi Perlu Cross Check
-
Soroti Perpol Jabatan Sipil, Selamat Ginting: Unsur Kekuasaan Lebih Ditonjolkan dan Mengebiri Hukum
-
Gelar Perkara Khusus Rampung, Polisi Tegaskan Ijazah Jokowi Asli, Roy Suryo Cs Tetap Tersangka!
-
Gibran ke Korban Bencana Aceh: Tunggu ya, Kami Pasangkan Starlink
-
Soroti Bencana Sumatra, Rano Karno: Jakarta Kirim Bantuan Lewat Kapal TNI AL
-
Seleksi PPIH Untuk Haji 2026 Dibuka, Jumlah Pendaftar Pecahkan Rekor Tertinggi Tembus 11 Ribu