Suara.com - Kekerasan telah meningkat di kluster permukiman pengungsi yang luas di Bangladesh, di mana geng-geng bersenjata bersaing untuk mendapatkan kekuasaan dan menculik lawan.
Meningkatnya konflik di antara geng-geng kriminal bersenjata di dalam kamp-kamp pengungsi Rohingya yang padat di selatan Bangladesh telah mengkhawatirkan pihak berwenang.
Setidaknya enam orang dibunuh dan 20 terluka dalam sebuah serangan di kamp Rohingya di Cox's Bazar pada Jumat (22/10), kata polisi.
Ini merupakan insiden kekerasan terbaru yang terjadi di permukiman pengungsi tersebut.
Geng tersebut menembak dan menusuk orang-orang di sebuah sekolah Islam di kamp, menyebabkan tiga guru, dua sukarelawan, dan seorang siswa terbunuh, menurut pihak polisi.
Pada bulan September, pembunuhan seorang pemimpin sipil Rohingya terkemuka mengungkap meningkatnya konflik antar geng kriminal di dalam permukiman luas tersebut.
Mohibullah, berusia 48 tahun, dibunuh di kantornya oleh kelompok bersenjata yang berasal dari sebuah kamp yang masih belum diketahui identitasnya.
Sang guru telah menjadi suara utama bagi komunitas yang tidak memiliki kewarganegaraan, menyatukan pengungsi untuk kembali ke Myanmar jika negara tersebut menawarkan mereka kewarganegaraan.
PM Bangladesh: Rohingya menimbulkan ‘ancaman keamanan besar'
Baca Juga: Pemerintah Bangladesh dan UNHCR Sepakat akan Membantu Pengungsi Rohingya
Konflik di dalam kamp-kamp pengungsian telah merenggut setidaknya 89 nyawa pengungsi Rohingya sejak eksodus massal pada Agustus 2017.
Saat itu, lebih dari 730.000 Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine ke Bangladesh menyusul pembalasan militer besar-besaran dan serangan oleh gerilyawan Rohingya di pos-pos polisi dan sebuah pangkalan militer.
Sebanyak 109 pengungsi lainnya, yang diduga terlibat dalam perdagangan narkoba, dibunuh oleh otoritas keamanan Bangladesh dalam apa yang disebut baku tembak pada tahun 2018.
Bangladesh telah dianggap sebagai tempat aman bagi banyak Muslim Rohingya yang telah mencari perlindungan untuk menyelamatkan diri mereka dari tindakan keras yang diluncurkan oleh pasukan keamanan Myanmar.
Negara dengan mayoritas agama Buddha ini tidak mengakui kelompok minoritas tersebut sebagai warga negara dan membatasi kebebasan mereka di dalam negara.
Namun, pada bulan Juni, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengatakan Rohingya semakin "menimbulkan ancaman keamanan besar bagi Bangladesh dan juga kawasan kawasan tersebut.”
Berita Terkait
-
Bangladesh Kewalahan! 60.000 Rohingya Masuk Diam-Diam di Tengah Konflik Myanmar
-
Di Balik Jeruji Truk: Kisah Pilu Pengungsi Rohingya yang Ditolak di Aceh
-
Gencatan Senjata Gagal, Pemulangan Pengungsi Rohingya dari Bangladesh Tertunda
-
Puluhan Orang Rohingya Diam-diam Tinggali 2 Rumah di Sukabumi, Dipastikan Tanpa Surat Imigrasi
-
Cerita Perempuan Indonesia yang Menikah dengan Pengungsi Rohingya: Saya Tak Melihat Suku, Tapi dari Kemanusiaan
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
BBW Jakarta 2025: Lautan Buku Baru, Pesta Literasi Tanpa Batas
-
Program MBG Dikritik Keras Pakar: Ribuan Keracunan Cuma Angka Statistik
-
Konvensyen DMDI ke-23 di Jakarta, Sultan Najamudin Tekankan Persatuan dan Kebesaran Rumpun Melayu
-
Polemik Ijazah Jokowi Masih Bergulir, Pakar Hukum Ungkap Fakta Soal Intervensi Politik
-
Geger Ijazah Gibran! Pakar Ini Pertanyakan Dasar Tudingan dan Singgung Sistem Penyetaraan Dikti
-
Dana Pemda Rp 234 T Mengendap di Bank, Anggota DPR Soroti Kinerja Pemda dan Pengawasan Kemendagri
-
Diteror Lewat WhatsApp, Gus Yazid Lapor Polisi Hingga Minta Perlindungan ke Presiden Prabowo
-
Survei Gibran 'Jomplang', Rocky Gerung Curiga Ada 'Operasi Besar' Menuju 2029
-
Menteri Imigrasi di FLOII Expo 2025: Saatnya Tanaman Hias Indonesia Tembus Dunia!
-
KPK Lanjutkan Operasi 'Memiskinkan' Nurhadi, Hasil Panen Rp1,6 Miliar Disita