Suara.com - Sejumlah warga negara asing (WNA) asal Rohingya, Myanmar diketahui tinggal di dua rumah di wilayah Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tepatnya di Perumahan Nuansa Indah Baru.
"Kami mendapatkan informasi dari masyarakat yang mencurigai adanya puluhan orang asing yang menempati dua rumah di Perumahan Nuansa Indah Baru. Setelah kami lakukan pemeriksaan ke lokasi, mereka merupakan Suku Rohingya," ujar Kasi Pemerintahan Pemerintah Desa (Pemdes) Cisolok Irvan Ruslandi di Sukabumi, Minggu.
Irvan menyebut, rumah itu disewa selama beberapa bulan ke depan untuk mereka tinggali. Dengan adanya laporan dan temuan tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan petugas dari Polsek Cisolok untuk penanganan imigran gelap ini sekaligus pengamanan antisipasi adanya dari mereka yang melarikan diri.
Pasalnya, ketika pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap rumah yang ditempati mereka, ada lima orang Suku Rohingya yang melarikan diri. Dari lima orang yang melarikan diri tiga diantaranya sudah ditemukan tinggal dua orang lagi yang masih dalam pencarian.
Di samping itu, pihaknya juga belum mengetahui sejak kapan mereka menghuni dua rumah kontrakan itu. Namun, dari pengakuan mereka jumlah Suku Rohingya yang menempati dua rumah itu berjumlah 24 orang yang beberapa diantaranya merupakan perempuan dan anak-anak.
"Saat ini para imigran gelap tengah dilakukan pendataan oleh petugas dari Polsek Cisolok, namun dipastikan mereka tidak memiliki surat-surat keimigrasian," imbuhnya.
Irvan mengatakan belum diketahui siapa oknum yang mengantar dan menyediakan fasilitas tempat tinggal untuk mereka. Selain itu, tujuan Suku Rohingya pun belum jelas atau kemungkinan tujuan mereka adalah Pulau Natal atau Christmas, Australia, karena perairan laut selatan Kabupaten Sukabumi kerap dijadikan tempat menyeberang para imigran gelap ke Pulau Natal meskipun selalu berhasil digagalkan oleh petugas keamanan.
Berita Terkait
-
Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Sukabumi, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
-
Ngeri! Cuma Berjarak 200 Meter dari Rumah, Pelajar SMP di Sukabumi Tewas Dibacok usai Pulang Sekolah
-
Diusir dari Pakistan, Masa Depan Suram Menanti Pengungsi Afghanistan
-
Pengungsi Ukraina Terancam Dikembalikan usai Hungaria Terapkan Undang-undang Baru
-
Kubu Driver Ojol Vs Sopir Angkot Tawuran di Depan Balai Kota Sukabumi, Pemicu Bentrokan Gegara Ini!
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik
-
Hartanya Lenyap Rp 94 Triliun? Siapa Sebenarnya 'Raja Kretek' di Balik Gudang Garam
-
3 Fakta Viral Lutung Jawa Dikasih Napas Buatan Petugas Damkar, Tewas Tersengat Listrik di Sukabumi!
-
Bos Gudang Garam Orang Kaya Nomor Berapa di Indonesia versi Forbes? Isu PHK Massal Viral
-
UU Perlindungan Anak Jadi Senjata Polisi Penjarakan Delpedro Marhaen, TAUD: Kriminalisasi Aktivis!