"Hanya sebagian kecil yang terlibat”
Nur Khan, seorang aktivis HAM yang telah memantau situasi keamanan di Cox's Bazar, mengatakan bentuk aktivitas kriminal di kamp-kamp pengungsian terutama meliputi perdagangan narkoba, perdagangan manusia, dan penculikan.
Menurut Khan setidaknya tiga geng kriminal bersenjata Rohingya saat ini tengah beradu untuk menguasai kamp-kamp di Bangladesh.
"Meski sejauh ini konflik [yang ada] terjadi di dalam kamp-kamp, [konflik] itu bisa menyebar keluar di masa depan,” kata Khan kepada DW.
"Kelompok-kelompok bersenjata ini dapat mencoba untuk membeli senjata dari pedagang illegal lokal dan internasional melalui jalur laut, yang dapat memperburuk situasi di Cox's Bazar secara drastis,” tutur Khan, seraya menambahkan: "Mereka bahkan mungkin akan menjual sebagian senjata tersebut kepada para kriminal lokal Bangladesh.”
Pasukan keamanan negara telah mengintensifkan operasi dalam kamp-kamp untuk menindak kelompok bersenjata, dan Khan khawatir para kriminal akan menyerang sebagai balasan.
Saya telah melihat beberapa pesan online dari kelompok-kelompok kriminal, di mana menereka menunjukkan niat untuk menyerang pasukan keamanan Bangladesh, sesuatu yang tidak pernah terjadi di masa lalu,” kata Khan.
Namun, sang aktivis HAM menekankan bahwa "hanya sebagian kecil” dari pengungsi Rohingya yang memiliki catatan kriminal di masa lalu yang terlibat dalam konflik-konflik tersebut.
Ketakutan akan radikalisasi tumbuh
Baca Juga: Pemerintah Bangladesh dan UNHCR Sepakat akan Membantu Pengungsi Rohingya
Meski saat ini tidak ada tanda-tanda pengungsi Rohingya terlibat dalam terorisme atau mengaitkan diri mereka dengan kelompok agama ekstremis Bangladesh atau lintas batas, ada pihak yang menyuarakan kekhawatiran bahwa situasinya dapat berubah di masa depan.
"Sayangnya, di Asia Selatan, tidak jarang pengungsi dituduh terlibat dalam terorisme. Tuduhan ini telah digunakan terhadap pengungsi Afganistan di Pakistan, dan di India, migran Muslim telah dipandang sebagai ancaman keamanan,” kata Michael Kugelman, seorang pakar Asia Selatan di Woodrow Wilson Center for Scholars yang berbasis di Washington, pada DW.
Kugelman berpendapat bahwa beberapa pengungsi Rohingya mungkin telah "diradikalisasi” oleh perlakuan mengerikan yang mereka alami dari militer Myanmar, tapi mengatakan bahwa itu hanya sebuah minoritas kecil.
"Kebanyakan pengungsi Rohingya, dan terutama yang berada di Bangladesh, lebih peduli tentang keberlangsungan hidup dan memenuhi kebutuhan keluarga mereka daripada merencanakan serangan kekerasan,” tambahnya.
Seorang pakar Rohingnya yang meminta agar identitasnya disembunyikan mengatakan kepada DW, pengungsi "sangat tahu” bahwa "langkah yang salah” di Bangladesh dapat membahayakan "tempat amannya”.
Ia juga menambahkan bahwa ia belum pernah melihat aktivitas pengungsi di Cox's Bazar yang dapat mengindikasikan bahwa mereka memiliki kepentingan terorisme atau ekstremisme di wilayah Bangladesh.
Berita Terkait
-
Bangladesh Kewalahan! 60.000 Rohingya Masuk Diam-Diam di Tengah Konflik Myanmar
-
Di Balik Jeruji Truk: Kisah Pilu Pengungsi Rohingya yang Ditolak di Aceh
-
Gencatan Senjata Gagal, Pemulangan Pengungsi Rohingya dari Bangladesh Tertunda
-
Puluhan Orang Rohingya Diam-diam Tinggali 2 Rumah di Sukabumi, Dipastikan Tanpa Surat Imigrasi
-
Cerita Perempuan Indonesia yang Menikah dengan Pengungsi Rohingya: Saya Tak Melihat Suku, Tapi dari Kemanusiaan
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
BBW Jakarta 2025: Lautan Buku Baru, Pesta Literasi Tanpa Batas
-
Program MBG Dikritik Keras Pakar: Ribuan Keracunan Cuma Angka Statistik
-
Konvensyen DMDI ke-23 di Jakarta, Sultan Najamudin Tekankan Persatuan dan Kebesaran Rumpun Melayu
-
Polemik Ijazah Jokowi Masih Bergulir, Pakar Hukum Ungkap Fakta Soal Intervensi Politik
-
Geger Ijazah Gibran! Pakar Ini Pertanyakan Dasar Tudingan dan Singgung Sistem Penyetaraan Dikti
-
Dana Pemda Rp 234 T Mengendap di Bank, Anggota DPR Soroti Kinerja Pemda dan Pengawasan Kemendagri
-
Diteror Lewat WhatsApp, Gus Yazid Lapor Polisi Hingga Minta Perlindungan ke Presiden Prabowo
-
Survei Gibran 'Jomplang', Rocky Gerung Curiga Ada 'Operasi Besar' Menuju 2029
-
Menteri Imigrasi di FLOII Expo 2025: Saatnya Tanaman Hias Indonesia Tembus Dunia!
-
KPK Lanjutkan Operasi 'Memiskinkan' Nurhadi, Hasil Panen Rp1,6 Miliar Disita