Suara.com - Whistleblower Facebook, Frances Haugen, mendesak Mark Zuckerberg untuk mundur dari jabatannya dan mengizinkan perubahan daripada mencurahkan sumber daya untuk rebrand perusahaannya.
Mengutip laporan Reuters di The Straits Times, Selasa (2/11/2021), Haugen berpendapat Facebook tidak akan berubah jika Zuckerberg tidak mundur.
Hal tersebut Haugen sampaikan dalam malam pembukaan Web Summit di Lisboa, Portugal pada Senin (1/11/2021).
"Saya pikir tidak mungkin perusahaan akan berubah jika (Mark Zuckerberg) tetap menjadi CEO," ujar Haugen.
Ketika ditanya apakah Zuckerberg harus mengundurkan diri, Haugen menjawab, "mungkin ini adalah kesempatan bagi orang lain untuk mengambil kendali. Facebook akan lebih kuat dengan seseorang yang mau fokus pada keselamatan."
Jejaring sosial tersebut mengubah namanya menjadi Meta minggu lalu dalam rangka rebranding yang berfokus pada pembangunan "metaverse", lingkungan virtual bersama yang dipertaruhkan akan menjadi penerus Internet gawai.
Mengomentari rebranding Facebook, Haugen mengatakan itu tidak masuk akal mengingat masalah keamanan yang belum ditangani.
"Berkali-kali, Facebook memilih ekspansi dan area baru alih-alih terpaku pada apa yang telah mereka lakukan," ucap Haugen.
Pengumuman Facebook datang di tengah kritik keras dari anggota parlemen dan regulator atas praktik bisnis perusahaan, terutama kekuatan pasarnya yang sangat besar, keputusan algoritmik, dan pemolisian pelanggaran pada layanannya.
Baca Juga: Diduga Unggah Status Provokasi Soal Pengeroyokan di Kuta Bali, Pemilik Akun FB Dipanggil
“Masalah utama adalah fondasi keamanan platform didasarkan pada pemantauan bahasa konten berdasarkan bahasa, yang tidak berskala ke semua negara tempat Facebook beroperasi,” kata Haugen.
Namun, Facebook sempat berdalih dengan mengatakan dokumen yang dibocorkan oleh Haugen digunakan untuk melukis "gambaran palsu".
(Jacinta Aura Maharani)
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka