Suara.com - Polisi di India sedang mencari pemilik sekitar 100 akun media sosial yang dituduh menyebarkan informasi palsu alias hoaks setelah adanya serangan massa di masjid-masjid di daerah bagian timur laut negara tersebut.
Mengutip The Guardian, Senin (8/11/2021), menurut polisi, orang-orang yang punya tujuan untuk mengobarkan kekerasan lebih lanjut membagikan gambar menyesatkan di media sosial setelah insiden tersebut.
Kekerasan bulan lalu di negara bagian Tripura meletus di sela-sela unjuk rasa ratusan pengikut kelompok nasionalis Hindu sayap kanan. Empat masjid dirusak dan beberapa rumah serta bisnis milik umat Islam digeledah.
"Akun-akun yang diidentifikasi menyebarkan rumor, berita palsu, video palsu, dan foto palsu yang bahkan tidak terkait dengan Tripura," kata seorang perwira polisi senior di negara bagian itu tanpa menyebut nama.
"Masih terlalu dini tetapi semua orang akan diidentifikasi dan ditangkap karena pemalsuan semacam itu."
Sebuah laporan polisi yang dirilis ke media pada Sabtu (6/11/2021) mengidentifikasi 102 unggahan yang dikatakan diterbitkan oleh penjahat yang tidak dikenal untuk memprovokasi konflik antara orang-orang dari komunitas agama yang berbeda.
Laporan media lokal mengatakan polisi telah menulis surat ke Facebook, Twitter, dan YouTube untuk menuntut agar unggahan tersebut dihapus.
Banyak unggahan yang menyinggung telah dihapus pada Minggu (7/11/2021). Mereka yang tetap online sebagian besar tampaknya menyoroti penderitaan muslim yang menjadi sasaran serangan.
Serangan bulan lalu membuat negara tersebut dalam siaga tinggi. Pasukan keamanan menjaga masjid dan polisi melarang pertemuan lebih dari empat orang.
Baca Juga: Kominfo Klaim Identifikasi 1.971 Isu Hoaks Terkait Covid-19 sejak Januari 2020
Para pemimpin komunitas muslim minoritas India mengatakan bahwa mereka semakin menjadi sasaran serangan dan ancaman dengan sedikit kesempatan untuk meminta bantuan resmi sejak partai nasionalis Hindu berkuasa pada 2014.
"Pemerintah negara bagian belum memulai tindakan besar apa pun terhadap mereka yang melakukan kekerasan," kata koalisi kelompok Muslim India dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (6/11/2021).
"Para petugas polisi yang tidak mencegah kekerasan itu juga harus menjadi subjek penyelidikan dan tindakan harus diambil terhadap mereka," tambah koalisi kelompok tersebut.
(Jacinta Aura Maharani)
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Budi Arie Merapat ke Prabowo Cari Aman dari Kasus Judol? PDIP: Gerindra Bukan Tempat Para Kriminal!
 - 
            
              Prabowo Pasang Badan Soal Utang Whoosh: Jangan Dipolitisasi, Nggak Usah Ribut-ribut!
 - 
            
              Puan Maharani: Negara Harus Permudah Urusan Rakyat, Bukan Persulit!
 - 
            
              Gebrakan Ambisius Prabowo: Whoosh Tembus Banyuwangi, Pasang Badan Soal Utang
 - 
            
              Prabowo Akhirnya Bicara Soal Polemik Whoosh: Saya Tanggung Jawab Semuanya!
 - 
            
              Makin Beringas! Debt Collector Rampas Mobil Sopir Taksol usai Antar Jemaah Umrah ke Bandara Soetta
 - 
            
              Dari Logo Jokowi ke Gerindra: 5 Fakta Manuver Politik 'Tingkat Dewa' Ketum Projo Budi Arie
 - 
            
              Said Abdullah PDIP Anggap Projo Merapat ke Prabowo Strategi Politik Biasa, Ada 'Boncengan' Gibran?
 - 
            
              7 Fakta Gubernur Riau Abdul Wahid Kena OTT KPK, Harta Cuma Rp4,8 Miliar
 - 
            
              Menerka Siasat Budi Arie: Projo 'Buang' Muka Jokowi, Merapat ke Prabowo Demi Nikmat Kekuasaan?