Suara.com - Pengadilan militer Myanmar telah menjatuhkan vonis hukuman 11 tahun penjara terhadap wartawan asal Amerika Serikat Danny Fenster.
Fenster dinyatakan bersalah melanggar Undang-Undang Imigrasi, menjalin relasi yang melanggar hukum, dan menghasut publik untuk melawan militer.
Pekan ini Fenster juga dituntut atas tuduhan makar dan terorisme, perbuatan dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup.
Akan tetapi, pengadilan belum menjatuhkan vonis atas dua tuduhan tersebut.
Siapa Danny Fenster?
Danny Fenster adalah redaktur pelaksana situs berita berbahasa Inggris, Frontier Myanmar. Situs yang berbasis di Yangon itu menyebut lembaganya sebagai media yang independen. Selama ini situs tersebut dikenal banyak meliput kudeta militer di Myanmar.
Fenster telah bekerja untuk Frontier Myanmar selama sekitar setahun. Pria berusia 37 tahun itu ditangkap di Bandara Internasional Yangon pada Mei lalu, saat hendak bepergian keluar Myanmar untuk menemui keluarganya.
Hingga kini dia masih ditahan di Penjara Insein, Kota Yangon.
Baca juga:
- Rakyat Myanmar dihantui kelaparan akibat Covid dan ketidakstabilan politik
- Kerajaan bisnis misterius dan menggurita yang mendanai militer Myanmar
- Bagaimana rasanya hidup dalam pemerintahan militer di Myanmar - 'Seperti deja vu, kami seperti kembali ke masa lalu'
Fenster adalah satu dari puluhan wartawan yang ditahan sejak kudeta militer berlangsung pada Februari 2021 lalu.
Baca Juga: PBB Minta Militer Dan Milisi Di Myanmar Hentikan Pertempuran
Menurut Frontier, gugatan terhadap Fenster dilayangkan karena dia pernah bekerja untuk media Myanmar Now.
"Semua tuntutan didasarkan pada tuduhan bahwa dia pernah bekerja untuk Myanmar Now, media yang telah dilarang. Danny sudah mengundurkan diri dari Myanmar Now pada Juli 2020 dan bergabung dengan Frontier bulan berikutnya. Sehingga pada saat dia ditangkap paa Mei 2021, dia sudah bekerja dengan Frontier selama lebih dari sembilan bulan," sebut situs Frontier.
"Sama sekali tidak ada dasar untuk menjatuhkan hukuman terhadap Danny berdasarkan tuduhan-tuduhan itu," sambungnya.
Sejak kudeta berlangsung, junta militer Myanmar telah membungkam seluruh media independen serta menangkap puluhan wartawan.
Respons AS
Sedikitnya 1.178 orang dibunuh dan 7.355 ditahan, digugat, atau dijatuhi hukuman sejak militer mengambil alih kekuasaan.
Bulan lalu, junta militer membebaskan ratusan tahanan politik, namun Fenster tidak termasuk di antara mereka.
Amerika Serikat telah mendesak junta militer Myanmar untuk membebaskan Fenster sesegera mungkin.
"Penahanan Danny yang benar-benar tidak adil gamblang terlihat oleh dunia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS kepada kantor berita AFP.
"Rezim harus mengambil langkah bijak berupa pembebasannya sekarang… Penahanannya secara berkelanjutan tidak bisa diterima. Jurnalisme bukanlah kejahatan."
Saudara kandung Danny, Bryan Fenster, mengirim pesan kepada kantor berita Reuters.
"Hati kami bersedih dengan tuduhan-tuduhan ini, sama seperti tuduhan-tuduhan lain terhadap Danny."
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?
-
Beri Kontribusi Besar, DPRD DKI Usul Tempat Pengolahan Sampah Mandiri di Kawasan Ini