Suara.com - Aksi Reuni 212 yang batal digelar sesuai renana membuat banyak peserta kecewa. Mereka bahkan menuding pihak kepolisian dan pemerintah bersikap diskriminatif pada kelompok massa 212 yang sudah berkumpul di beberapa titik di Jakarta.
Melansir dari Hops.id -- jaringan Suara.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan membantah tudingan yang menyebut pihaknya melakukan diskriminasi kepada peserta Reuni 212 atau siapapun yang terlibat.
Ia lantas memastikan, tak dikeluarkannya izin dalam acara tersebut murni berasal dari keputusan Gubernur DKI, Anies Baswedan dan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 setempat.
"Salah kalau dianggap diskriminatif, kan bukan hanya Polda yang berpandangan seperti ini. Silakan tanya Gubernur Anies Baswedan, Satgas Covid-19 DKI, kenapa mereka enggak memberikan rekomendasi (izin) acara?" ujar Zulpan, Jumat (3/12/2021).
Walaupun pandemi mulai membaik, bukan berarti warga sudah boleh berkerumun. Itulah yang menjadi alasan Satgas Covid-19 dan Pemprov DKI tak memberikan rekomendasi ke polisi untuk mengizinkan acara yang berpotensi menimbulkan kerumunan itu.
"Ini salah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin melaksanakan Reuni 212, apabila ingin Polda mengeluarkan surat izin keramaian. Nah, kan kendalanya di situ," terangnya.
Lebih lanjut, Zulpan kembali menegaskan bahwa izin untuk para peserta Reuni 212 menggelar acara di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat. tidak diberikan oleh Gubernur.
Dengan demikian, kegiatan tersebut secara otomatis juga tak boleh dilaksanakan di lokasi yang dimaksud.
"Kemudian izin tempat juga tidak didapat dari Pemerintah Daerah. Pak Gubernur kan tidak memberikan izin. Pak Anies lho ya, sehingga tidak bisa dilakukan," tegasnya.
Baca Juga: Tujuh Anak Pesantren Diamankan Polisi, Terindikasi Hendak Ikut Reuni 212
Berita Terkait
-
Fadli Zon soal 212: yang Bersenjata Dibilang Saudara, yang Mau Reuni Dimusuhi
-
Pecat 3 Anak Buah, Kapolres Bambang: Pemecatan Jalan Terbaik Bersihkan Sampah Tak Berguna
-
Anies Disebut Jaga Jarak dengan 212 Jelang Pilpres 2024, Pengamat Beberkan Alasan Ini
-
Seruduk Pospol PGC hingga Hancur, Polisi Usut Unsur Kelalaian Sopir TransJakarta
-
Tujuh Anak Pesantren Diamankan Polisi, Terindikasi Hendak Ikut Reuni 212
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal