Asia borong senjata, bagaimana dengan Rusia?
Simone Wisotzki, ahli pengendalian senjata di Peace Research Institute Frankfurt (PRIF), terkejut dengan fakta bahwa perusahaan senjata dari negara-negara di bagian selatan menjadi semakin penting.
Wisotzki khususnya menyebutkan India, negara ini memiliki tiga perusahaan di daftar 100 besar produsen senjata global yang total penjualan gabungannya mencapai 1,2%.
Selain India, Cina juga memproduksi lebih banyak senjata. SIPRI telah memasukkan perusahaan senjata asal Cina dalam studinya sejak 2015, meski ada banyak masalah transparansi.
Lima perusahaan Cina dalam daftar itu mendapat benefit dari program modernisasi militer pemerintah Cina, dan penjualan mereka kini mencapai 13% dari 100 penjualan terbesar.
Sementara itu, saat melihat data penjualan oleh perusahaan asal Cina, Marksteiner mencatat bahwa "perusahaan-perusahaan ini memanfaatkan apa yang disebut fusi militer-sipil."
Ia mencontohkan proyek pengembangan senjata oleh konglomerat senjata terbesar Cina.
"Ada sistem satelit yang dikembangkan bersama NORINCO, ada lumayan pendapatan dari sana, dan itu digunakan baik untuk tujuan militer maupun sipil."
Di sisi lain, Rusia ternyata mencatatkan penurunan terbesar dalam penjualan senjata. Sembilan perusahaan Rusia dalam daftar SIPRI menjual senjata 6,5% lebih sedikit tahun lalu dibandingkan tahun 2019.
Baca Juga: Demokrat Berencana Blokir Penjualan Senjata Senilai Rp 10,5T ke Israel
Markus Bayer dari BICC yakin bahwa penurunan secara langsung terkait dengan India dan Cina yang mengembangkan pabrik senjata mereka.
Kedua negara tersebut sebelumnya adalah negara utama pembeli persenjataan Rusia.
Militerisasi teknologi informasi Simone Wisotzki mencatat bahwa batas antara teknologi sipil dan militer semakin samar. "Teknologi informasi tidak bisa lagi dipisahkan dari teknologi persenjataan," ujarnya.
Dalam laporan barunya, SIPRI secara khusus melihat bertumbuhnya peran perusahaan teknologi dalam bisnis senjata.
Alexandra Marksteiner dari SIPRI menekankan bahwa, jika menginginkan gambaran yang jelas tentang industri senjata, "Anda tidak bisa hanya berbicara tentang pemain tradisional seperti Lockheed Martin."
SIPRI mengatakan bahwa, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah perusahaan besar di Silicon Valley seperti Google, Microsoft, dan Oracle telah berusaha untuk lebih terlibat dalam bisnis senjata dan telah mendapatkan kontrak yang menggiurkan.
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
Terkini
-
PLN Energi Primer Indonesia Gandeng Timas Suplindo Bangun Pipa Gas WNTS-Pemping
-
Nadiem Masih Dibantarkan di RS Usai Operasi, Kejagung: Penyidikan Korupsi Chromebook Jalan Terus
-
Anak Buah Masuk Penjara Gegara Pasang Patok, Dirut PT WKM Pasang Badan: Saya yang Bertanggung Jawab
-
Anak Riza Chalid Hadapi Sidang Korupsi Pertamina, Pengacara Bantah Keterlibatan Kliennya
-
Gema Adzan Sang Ayah di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Ikhlas Melepas Anaknya Syahid
-
Harapan Akhir Tahun Pekerja Online, Rieke Minta Kado Spesial Perpres Perlindungan dari Prabowo
-
Sidang Praperadilan Nadiem Makariem, Hotman Paris Cecar Ahli Hukum Soal Kerugian Negara
-
Yayat Supriatna Sebut Pembangunan Infrastruktur Pangan Bukan Domain Pemerintah
-
Revisi UU Ketenagakerjaan Jadi Kunci Nasib Pekerja Digital, Rieke Diah Pitaloka: Mari Kawal Bersama
-
Gubernur Pramono Tolak Atlet Israel, Menlu 'Lempar Bola' ke Persani dan Imigrasi