Suara.com - Salah satu jaringan supermarket terbesar di Australia Coles menghadapi gugatan class action dari sekitar 2.200 karyawan yang merasa mendapat bayaran kurang, tetapi bekerja terlalu banyak.
Ketika beban pekerjaan sedang tinggi-tingginya, bekas manajer Coles, Erika Macdonald, mengatakan dia kadang hanya tidur satu atau dua jam semalam.
"Bila saya terbangun di tengah malam, saya langsung berpikir 'masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan," katanya.
"Saya kadang masuk kerja jam 1 pagi dan mulai bekerja."
Erika bergabung dengan Coles sebagai kontraktor di Perth (Australia Barat) di tahun 2016 dan tiga tahun kemudian menjadi manajer regional yang membawahi 120 petugas pembersih dan staf yang mengumpulkan troli di 11 supermarket.
Dia mengatakan kadang harus bekerja selama 80 jam seminggu untuk memenuhi target yang ditetapkan atasannya.
"Tidak jarang, di masa-masa menjelang Natal saya menerima 120 panggilan telepon dalam sehari."
Dia mengatakan karena kurang tidur, dia pernah beberapa kali tertidur ketika menyetir saat mengunjungi berbagai supermarket yang di bawah pengawasannya.
Erika mengatakan, beban pekerjaannya itu membuatnya mengalami kecemasan berlebihan sehingga dia mengajukan klaim kompensasi sebagai pekerja bulan Januari tahun lalu.
Baca Juga: Hits Health: Varian Omicron Menyebar di Pub Australia, Kepribadian INTJ yang Langka
Coles mengirim Erika ke ahli untuk memperoleh laporan kesehatan mental, dan psikiater yang memeriksanya mengatakan dia menderita gangguan dan insomnia yang disebabkan karena 'kerja yang berlebihan' dan 'tekanan tinggi' dalam pekerjaannya.
Psikiater mengatakan Erika bisa bekerja lagi, tapi hanya di pagi hari dan durasi waktu yang dikurangi.
Namun, Coles mengatakan posisi seperti itu tidak tersedia dan kemudian menawarkan paket untuk berhenti.
"Itu berita yang sangat menyedihkan," katanya.
"Tidak ada komitmen apa pun dari perusahaan. Tidak ada keluwesan sama sekali. Kami butuh kamu bekerja, kalau tidak, ya kamu harus berhenti."
Erika Macdonald mengatakan dia mengalami trauma atas pengalaman itu dan bahkan sejak itu dia tidak pernah lagi belanja di Coles.
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
PERSAGI Siapkan Lulusan Ahli Gizi untuk Perkuat Program Makan Bergizi Gratis
-
Hadapi Musim Hujan, Pemprov DKI Alokasikan Rp3,89 Triliun untuk Mitigasi Banjir
-
Banjir Rob Rendam Jalan Depan JIS, Petugas Gabungan Lakukan Penanganan Ini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya