Suara.com - Mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean turut angkat bicara terkait pengakuan Rizal Ramli tentang 200 jenderal dan kolonel yang melengserkan Soeharto.
Lewat akun Twitternya, Ferdinand Hutahaean menyebut bahwa pengakuan Rizal Ramli itu tak benar adanya. Ia bahkan menyebut Rizal Ramli sebagai sosok yang cocok menjadi penulis cerita pendek fiksi ketimbang seorang ekonom.
"Kayaknya dia lebih cocok jadi penulis cerita pendek fiksi daripada disebut ekonom," tulis Ferdinand Hutahaean dalam cuitannya, dikutip Suara.com, Selasa (14/12/2021).
Selanjutnya, Ferdinand Hutahaean menyebut bahwa Soeharto lengser bukan karena jenderal atau Rizal Ramli, melainkan karena rakyta dan mahasiswa.
"Soeharto jatuh karena Rakyat dan Mahasiswa, bukan karena Jendral dan bukan karena Rizal Ramli," lanjutnya.
Tak hanya itu, Ferdinand Hutahaean juga menyebjut bahwa dirinya tak percaya dengan klaim dari Rizal Ramli terkait 200 jenderal dan kolonel yang melengserkan Soeharto dari kursi presiden.
"Saya tak percaya sedikitpun terhadap klaim ini. Rizal Ramli ini orang yang kegedean omong dan sering over claim, termasuk over claim pada kesuksesan dirinya dalam bekerja, over claim soal kemampuan atau kapasitas dirinya. Jendral TNI tak mungkin bisa dikomando oleh Rizal Ramli..!" tulis Ferdinand Hutahaean.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Rizal Ramli menyampaikan klaim bahwa ia sempat diundang para petinggi TNI (Tentara Nasional Indonesia) atau sebelumnya bernama ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) dalam upaya pelengseran Soeharto.
Bahkan, ia menyebut acara yang digelar di Seskogab (Sekolah Staf Komando Bagian Gabungan), Bandung, dihadiri 200 jenderal dan kolonel.
Baca Juga: Rachel Vennya Tak Dipenjara karena Bersikap Sopan, Ferdinand: Vonis Ini Pelecehan
"Pada bulan Oktober 97, saya diundang untuk bicara di Sekogab di Bandung. Pada waktu itu Letnan Jenderal Ari Kumaat kepalanya. Ada 200 jenderal dan kolonel yang hadir," cetusnya saat berbincang bersama Refly Harun, seperti dilihat dalam videonya, Jumat (10/12/2021).
"Pada waktu itu yang bicara pertama Jenderal Sayudiman, dia bilang waktu itu Oktober 97 Indonesia saat krisis, dia waktu itu bilang ‘tidak ada pilihan bagi ABRI, kecuali dukung Presiden Soeharto all out’," ujarnya.
Kemudian, Rizal Ramli mengaku sempat berlawan pendapat dengan Jenderal Sayudiman. Ia dengan tegas mengatakan jika Indonesia sudah dalam keadaan retak, maka Soeharto dipastikan bisa lengser.
"Proses giliran saya, saya bilang kalau 180 derajat berbeda dengan Jenderal Sayudiman. Saya ibaratkan waktu itu Indonesia sebagai bola kaca yang sudah retak. Kemudian teman-teman pro demokrasi ngomong di hadapan tentara kalau sudah tidak sabar, 32 tahun Soeharto berkuasa," tutur dia.
Berita Terkait
-
Sepanjang 2021 Penerbitan Surat Utang Lebih Rendah, Begini Data Kemenkeu
-
Nikahi Penulis Novel Erotis, Uskup Termuda Spanyol Ini Dicopot dari Jabatannya
-
Cicit Soeharto Pamer Warisan Mendiang Penguasa Tanah Air Masa Orba, TMII Salah Satunya
-
Penulis Muhammad Irsan Ungkap Manfaat Buku Motivasi dalam Kehidupan Sehari-hari
-
Rachel Vennya Tak Dipenjara karena Bersikap Sopan, Ferdinand: Vonis Ini Pelecehan
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut