Suara.com - Hasil survei lembaga Charta Politika Indonesia menunjukkan mayoritas responden menginginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pergantian atau reshuffle pada menteri Kabinet Indonesia Maju. Sebanyak 68,1 persen responden lah yang memilih adanya reshuffle tersebut.
Sebanyak 1.200 responden mengikuti pengambilan survei ini. Mereka diberikan pertanyaan: "Menurut pendapatan Bapak/Ibu/Saudara, apakah setuju atau tidak setuju jika Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri-menterinya."
"Ternyata 68,1 persen setuju untuk dilakukan reshuffle kembali," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya saat memaparkan melalui Zoom, Senin (20/12/2021).
Sementara sebanyak 18,8 persen responden memilih tidak setuju adanya reshuffle dan 13,2 persen responden memilih tidak tahu atau tidak menjawab.
Yunarto melihat isu reshuffle itu sempat berhembus beberapa bulan lalu. Banyak pihak yang menebak kalau Jokowi akan melakukan reshuffle pada Rabu pon, hari yang memang kerap dipilih mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut dalam pelaksanaan pelantikan ataupun reshuflle.
Namun hingga saat ini, reshuffle masih menjadi misteri karena belum ada sinyal kepastian dari pihak Istana.
Kalau melihat latar belakangnya, responden lebih memilih hasil kinerja menteri di bawah kepemimpinan Jokowi pada periode pertama yakni 2014-2019.
Sebanyak 51,7 persen responden lebih menyukai hasil kinerja Kabinet Indonesia Kerja. Sementara yang memilih periode kedua 2019-2024 ada sebanyak 36,5 persen.
Sebanyak 11,8 persen memilih tidak tahu atau tidak menjawab.
Baca Juga: Minta KPK Bergerak soal Kaesang Borong Saham Puluhan M, Novel Bamukmin Seret Nama Luhut
"Walaupun tentu saja situasinya berbeda. Periode pertama tidak memiliki situasi extraordinary tapi sebagai sebuah gambaran secara kualitatif ini lah akumulasi dari persepsi publik tingkat kepusasaan terhadap kabinet jilid pertama dibandingkan jilid kedua," ungkapnya.
Survei digelar pada 29 November hingga 6 Desember 2021. Sebanyak 1.200 orang mengikuti survei tersebut sebagai responden.
Metode wawancara yang dilakukan ialah secara tatap muka. Sementara untuk mencari hasil survei dilakukan dengan metode pemilihan sampel secara acak.
Ambang batas kesalahan pada survei mencapai 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
Terkini
-
Kasus Dugaan Suap Bupati Ponorogo: Diduga Minta Rp 1,5 Miliar ke Direktur RS untuk Amankan Jabatan
-
Pakai Rompi Oranye, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Resmi Jadi Tersangka Kasus Suap Jabatan
-
Evaluasi Semua Lembaga Produk Reformasi: Prabowo Tegaskan Bukan Hanya Polri yang Dikaji
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 9 November 2025: Waspada Hujan Lebat di Berbagai Wilayah
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?