Suara.com - Beberapa jam lagi pergantian tahun akan tiba. Dalam menyambut malam tahun baru, kita biasanya meniup terompet. Lalu kenapa tahun baru identik dengan terompet?
Sebelum perayaan tahun baru, kita biasanya menjumpai orang-orang yang menjual berbagai macam benda yang identik dengan tahun baru, seperti kembang api dan terompet. Meskipun begitu masih belum terjawab rasa penasaran kenapa tahun baru identik dengan terompet.
Setiap tahun banyak orang meniup terompet sebagai bentuk merayakan tahun baru. Terompet memiliki berbagai macam bentuk dan warna yang dijual mulai dari harga Rp 5 ribu bahkan hingga ratusan ribu tergantung dari kualitas terompet itu sendiri.
Namun tahukah bahwa meniup terompet di malam perayaan tahun baru memiliki makna dan sejarah sendiri? Lebih lengkapnya simak informasi berikut ini.
Sejarah Meniup Terompet
Ternyata tradisi meniup terompet di tahun baru berasal dari orang Yahudi. Bangsa Yahudi menyambut perayaan tahun baru dengan cara meniup terompet. Perlu diketahui bahwa perayaan tahun baru Yahudi jatuh pada bulan ke-7 dalam kalender Yahudi atau yang dikenal dengan kalender Julian.
Pergantian tahun Yahudi terjadi pada bulan ke-7 yakni Tisyri. Saat Romawi Kuno menguasai bangsa Yahudi pada 63 SM, sistem kalender mereka diubah menjadi kalender Gregorian yang digunakan hingga sekarang.
Alasan Menggunakan Terompet
Budaya meniup terompet oleh bangsa Yahudi kemudian diadopsi oleh Romawi Kuno yang kemudian bertahan hingga sekarang. Tujuan bangsa Yahudi meniup terompet saat tahun baru adalah untuk mengumpulkan orang untuk melakukan ibadah. Perayaan tahun baru Yahudi adalah Rosh Hashanah.
Baca Juga: Malam Tahun Baru 2022 Kumpul di Bundaran HI, Warga Disuruh Satpol PP Pulang
Pada malam tahun baru, mereka melakukan ibadah dengan meniup terompet yang bernama Shofar. Shofar merupakan sebuah terompet yang terbuat dari tanduk seekor Greater Kudu. Shofar termasuk salah satu jenis terompet tertua di dunia yang sudah ada sejak 1.500 SM.
Dengan populernya Shofar, membuat kini berbagai instrumen musik bermunculan pada masa Renaissance dan masih digunakan hingga saat ini.
Demikian adalah asalan kenapa tahun baru identik dengan terompet. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan kamu seputar sejarah menggunakan terompet dalam perayaan tahun baru.
Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
Terkini
-
Geger Korupsi Haji Seret Kader PBNU, KH Marzuki Mustamar: KPK Angkut Saja Siapapun yang Salah!
-
Gebrakan Gubernur Papua Tengah: Gratiskan Sekolah untuk 24.481 Siswa, Beasiswa Kuliah Disiapkan
-
5 Fakta Demo Akbar 5.000 Ojol Hari Ini: Kepung Istana hingga DPR, Jakarta Waspada Macet!
-
Usai Video Perpisahan Penuh Haru Viral, Jabatan Kepsek SMP N 1 Prabumulih Dikembalikan
-
Iklan Pemerintah di Bioskop: Antara Transparansi dan Propaganda
-
Pencopotan Kepsek Roni Dicap Hoaks, Pernyataan Walkot Prabumulih Arlan Janggal?
-
Demo Ojol 17 September, Cek Rute Pengalihan Arus dan 5 Titik Neraka Kemacetan Ini!
-
Kasus Cacingan Anak Kembali Berulang, Pakar Kesehatan: Negara Masih Abai
-
Rp5.700 Bawa Pulang Kemeja Sutra, KPK Lelang 83 Paket Harta Koruptor, Ada Tanah Rp60 Miliar Juga
-
Ribuan Personel Gabungan Jaga Ketat Demo Ojol di Istana hingga DPR