Suara.com - Kepala daerah lagi-lagi tertangkap tangan oleh KPK. Terbaru, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang dicokok terkait kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa dan jual beli jabatan.
Lantas apa yang menyebabkan banyak kepala daerah tersangkut kasus korupsi?
Anggota Komisi III DPR Arsul Sani mengatakan, salah satu faktor yang menjadi sebab banyak kepala daerah korupsi ialah biaya politik yang mahal. Namun menurut Arsul biaya politik bukan satu-satunya penyebab.
"Penyebabnya sebetulnya sudah sama-sama kita ketahui, yakni penyebab yang sistemik. Biaya politik yang mahal itu hanya salah satunya, tapi bukan satu-satunya," kata Arsul kepada wartawan, Kamis (6/1/2022).
Biaya politik bukan satu-satunya penyebab korupsi lantaran banyak jajaran pemerintah dan penegak hukum yang juga justru tertangkap tangan.
Padahal, kata Arsul, jabatan yang mereka duduki tidak memerlukan biaya politik.
"Tapi nyatanya ya tersangkut perkara korupsi juga," kata Arsul.
Karena itu, dikatakan Arsul, perlu ada pembenahan dan langkah-langkah sistemik untuk mencegah kepala daerah maupun pejabat publik melakukan korupsi.
"Langkah sistemik tentu menyangkut perubahan sejumlah hal, antara lain soal Pilkada langsung. Menurut saya ide atau gagasan Pilkada asimetris itu perlu dikaji lebih dalam untuk kita terapkan," kata Arsul.
Baca Juga: Terjaring OTT, Begini Ekspresi Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat Tiba di KPK
Dengan Pilkada asimetris nantinya tidak semua daerah bisa melaksanakan Pilkada langsung. Arsul berujar perlu ada parameter agar daerah dapat memilih kepala daerah langsung atau melalui DPRD.
"Parameternya ya bisa bermacam-macam termasuk penilaian tingkat korupsinya. Atau misalnya jika ada korupsi di daerah tersebut yang masih tinggi tingkatannya maka iya daerah tersebut tidak bisa Pilkada langsung," ujar Arsul menambahkan.
Berita Terkait
-
Terjaring OTT, Begini Ekspresi Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat Tiba di KPK
-
Jejak Karier Putri Rahmat Effendi yang Pernah Bikin Geger
-
Profil Rahmat Effendi, Wali Kota Bekasi yang Ditangkap KPK
-
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Kena OTT KPK, Terjerat Suap Lelang Jabatan
-
Penyebab Walkot Bekasi Rahmat Effendi Terjaring OTT KPK, Terima Hadiah Dan Lelang Jabatan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
Terkini
-
7 Fakta Gunung Semeru Terkini Kamis Pagi, Status Darurat Tertinggi
-
Sempat Sakit, Adik Jusuf Kalla Diperiksa Kasus Korupsi PLTU Rp1,35 Triliun Hari Ini!
-
Satpol PP Akan Bongkar 179 Bangunan Liar di Sepanjang Akses Tol Karawang Barat
-
Viral Todongkan Sajam di Tambora, Penjambret Diringkus Polisi Saat Tertidur Pulas
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng