Suara.com - Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) memang masih banyak digandrungi di Indonesia.
Pasalnya dengan stabilitas jam kerja dan pendapatan yang stabil hingga tunjangan hari tua menjadi salah pertimbangan besar.
Namun seorang warganet punya cerita tersendiri soal penyesalan terbesar menjadi seorang PNS.
Dalam sebuah forum online, ada pertanyaan: "Sebagai PNS, apa penyesalan terbesarmu?".
Dalam hal ini seorang PNS membalas dengan pengakuan panjang namun tegas.
"Sebenarnya saya mengambil pekerjaan ini (PNS) memang cari stabilitas jam kerja," tulisnya.
Sebelumnya ia mengaku bahwa bekerja di kantor konsultan di mana hampir setiap hari merasakan lembur kerja.
"Tiap hari saya berdoa semoga bisa dapat pekerjaan yang membuat saya masih bisa lihat mataharu saat perjalanan pulang kantor, saking hampir setiap hari saya lembur," tambahnya.
Akhirnya ia diterima sebagai seorang PNS, dan benar saja doanya agar bekerja dengan stabilitas jam kerja dikabulkan. Namun ada yang ia sesalkan, yakni soal pergaulan dan profesionalitasnya.
Baca Juga: Viral Aksi Emak-Emak ini Bikin Netizen Geregetan: Itu Pagar Rumah Orang
"Cuma saya menyesalkan baik pergaulan maupun profesinalisme jauh sekali dengan teman-teman saya di konsultan," tulis seorang PNS tersebut.
"Sistem kerja terlalu otoriter, dulu kerja di konsultan saya bisa berbeda pandang dengan atasan saya, tapi bukan jadi sebel-sebelan, secara personal kita baik-baik saja, tapi kita discuss mana jalan tengahnya jadi bisa mengakomodir point of view kedua belah pihak," imbuhnya.
Namun berbeda saat ia menjadi PNS di mana seorang atasan perlu dituruti dan sulitnya diajak diskusi.
"Nah pas jadi PNS, atasan itu pridenya bisa terluka kalau instruksi dia dipertanyakan, menyatakan perbedaan pendapat terang-terangan itu bisa dicap kurang ajar, membangkang, menolak kerjaan, sok pinter, mau sesopan apapun cara kita menyampaikan pendapat," curhatnnya.
"Akhirnya, yang ada jemaah ngomongin orang di belakang, orangnya enggak ngerasa, yang ada konflik secuil lama-lama jadi bukit, akhirnya kerja pun kayak pundung-pundungan, instead team work, padahal enggak kayak konsultan yang turn over tinggi, jadi PNS bisa kerja sama orang yang sama sampai usia pensiun lo. Bayangin jeleknya itu suasana kerja," tutupnya.
Curhatan penyesalan menjadi PNS tersebut diunggah dalam sebuah cuitan dari akun @gayoyo.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta
-
Komnas HAM: Gelar Pahlawan Soeharto Cederai Sejarah Pelanggaran HAM Berat dan Semangat Reformasi
-
Ikut Terluka hingga Tulis Pesan 'DIE', Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Sengaja Ledakkan Kepala Sendiri?
-
Tak Hanya Warga Lokal: Terbongkar, 'Gunung' Sampah di Bawah Tol Wiyoto Berasal dari Wilayah Lain
-
5 Fakta Ngeri Istri Pegawai Pajak Diculik-Dibunuh: Pelaku Orang Dekat, Jasad Dibuang ke Septic Tank
-
Darurat Informasi Cuaca: DPR Nilai BMKG Telat, Minta 'Jurus Baru' Lewat Sekolah Lapang
-
'Tak Punya Tempat Curhat', Polisi Beberkan Latar Belakang Psikologis Pelaku Bom SMA 72 Jakarta
-
Roy Suryo Bantah Edit Ijazah Jokowi: Yang Seharusnya Tersangka Itu Orangnya
-
Wakil Ketua DPD RI: Capaian 50% Penerima Manfaat MBG Harus Menstimulasi Kemandirian Pangan Daerah