Suara.com - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedai Kopi Kunto Adi Wibowo blak-blakan. Dia tegas tolak PDIP disebut oligarki.
Hal itu muncul setelah ada pernyataan Presiden ke-5 Megawati yang blak-blakan menolak perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Publik pun merasa kebingungan karena masih banyak yang menganggap bahwa PDIP adalah oligarki yang bersembunyi di balik Istana.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedai Kopi Kunto Adi Wibowo membantah hal tersebut. Menurutnya PDIP bukan seperti yang publik bayangkan.
"Terkait pemikiran masyarakat soal PDIP sebagai oligarki berkedok partai. Menurut saya, masyarakat juga harus disiplin dalam definisi. Karena PDIP memang jelas partai politik," ujar Kunto, Sabtu (15/1/2022).
Menurutnya, PDIP merupakan institusi resmi dalam sebuah tatanan negara demokratis yang bertujuan untuk menghimpun kekuatan politik.
"Memang betul kalau partai politik menghimpun dan ingin meraih kekuasaan, tapi beda dengan oligarki yang tidak memiliki institusi secara jelas," ucapnya.
Dirinya juga menolak apabila PDIP disebut-sebut sebagai oligarki yang menggunakan kekuatan untuk mengatur tanah air.
"Oligarki itu perorangan, badan-badan, atau organisasi yang ada di luar sistem demokrasi ini dan kemudian menyetir demokrasi, pemerintahan, dan politik kita," ucap Kunto.
Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Megawati soal Masa Jabatan Presiden, Peneliti: Itu Tindakan Negarawan
Seperti diketahui, sebelumnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim Ketua Umum Megawati Sukarnoputri menolak perpanjangan masa jabatan presiden.
Hasto juga mengatakan bahwa Megawati Soekarnoputri akan patuh pada konstitusi.
Oleh sebab itu, ketua umum PDIP tersebut tetap setuju dengan maksimal masa jabatan dua periode sebagaimana diatur dalam konstitusi
Berita Terkait
-
Sebut Teroris dan Bakal Laporkan Doddy Sudrajat ke Polisi, Akun Twitter Dewi Tanjung Ternyata Sempat Hilang
-
Heboh! Sebut Sebagai Teroris, Dewi Tanjung Akan Laporkan Doddy Sudrajat ke Polisi
-
Tak Mau Kasus Penendang Sesajen Berakhir Damai, Ruhut Sitompul: Bayangkan Kalau Kita Orang Hindu
-
Soroti Soal Megawati Tak Setuju Jabatan Jokowi Diperpanjang, Peneliti: Harus Konsisten
-
Tanggapi Pernyataan Megawati soal Masa Jabatan Presiden, Peneliti: Itu Tindakan Negarawan
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045
-
Blueprint Keberlanjutan Ride-Hailing Indonesia: Motor Penggerak UMKM dan PDB Nasional
-
Anggota DPR Non Aktif Korban Disinformasi dan Fitnah, Bukan Pelaku Kejahatan
-
Jejak Korupsi POME: Dari Kantor ke Rumah, Kejagung 'Kunci' Pejabat Bea Cukai