Suara.com - Anggota TNI AD Pratu Sahdi (23) yang ditusuk oleh orang tidak dikenal hingga tewas di Jalan Rusun Muara Batu, Penjaringan, Jakarta Utara bertugas di Batalyon Infanteri Raider 303/Setia Sampai Mati. Pratu Sahdi termasuk sebagai satuan elit.
Tempat tugasnya Pratu Sahdi yakni Batalyon Infanteri Raider 303/Setia Sampai Mati yang bermarkas di Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat tersebut berada di bawah naungan Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat atau Kostrad.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kapen Kostrad Kolonel Inf Haryantana saat dikonfirmasi Suara.com, Senin (17/1/2022). "Iya itu anggota Kostrad," kata Kolonel Inf Haryantana.
Menurut Pasal 49 Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi TNI, Kostrad bertugas menyelenggarakan operasi pertahanan keamanan tingkat stratgeis sesuai dengan kebijakan Panglima TNI.
Sebagai pasukan operasi terdepan TNI AD, maka tidak mudah untuk menjadi anggota untuk memperoleh brevet Cakra. Cakra sendiri menjadi lambang Kostrad.
Melansir dari tniad.mil.id, seorang prajurit Kostrad dilatih supaya memiliki kemahiran dan kemampuan dalam gerakan perorangan, bernavigasi darat, bela diri dan menembak dengan nilai minimal 80 serta fisik yang prima.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Wibowo mengungkap Pratu Sahdi hendak ke Jakarta bukan untuk bertugas. Korban berada di Jakarta untuk keperluan berobat.
"Kebetulan korban ini sedang berobat, terapi dan berada di Jakarta, sampai terjadi peristiwa tersebut," ujarnya kepada wartawan di Mabes Polres Metro Jakarta Utara.
Baru Tiga Pelaku Tertangkap
Baca Juga: Anggota TNI AD Pratu Sahdi Tewas di Penjaringan, Polisi Tetapkan 1 Pelaku Jadi Tersangka
Dalam kasus ini, terdapat enam pelaku, dan tiga di antaranya telah ditangkap. Sementara tiga orang lainnya masih dalam pengejaran.
Sejauh ini 11 saksi telah diperiksa. Kata Wibowo 10 di antaranya merupakan masyarakat sipil dan satu anggota TNI, rekan korban.
Pratu Sahdi tewas setelah ditusuk komplotan bersenjata tajam. Dia ditusuk sebanyak dua kali.
Menurut keterangan saksi, kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, peristiwa ini terjadi pada Minggu (16/1) kemarin, sekitar pukul 03.06 WIB. Ketika itu, datang empat pelaku dengan mengendarai dua sepeda motor.
Kemudian turun dan mendatangi para saksi satu persatu menanyakan "Apakah kamu orang Kupang?" tutur Zulpan.
Salah satu saksi berinisial SN lantas menjawab bahwa dirinya bukan orang Kupang melainkan orang Lampung. Selanjutnya, pelaku bertanya kepada korban.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Ketua DPD RI Dorong Investasi Transportasi dan Mobilitas Berkelanjutan di COP30 Brasil
-
Komisi III DPR Bakal Bentuk Panja Reformasi Polri hingga Pengadilan, Bakal Disahkan Pekan Depan
-
Terungkap! Ini Sosok Misterius Mirip Ayah yang Diduga Bawa Kabur Alvaro
-
Reaksi 'Santai' Jokowi Usai Tahu Roy Suryo Cs Tak Ditahan di Kasus Fitnah Ijazah Palsu
-
Dari Beras hingga Susu UHT, Pemprov DKI Klaim Salurkan 16 Juta Pangan Bersubsidi
-
Pascalongsor di Cibeunying Cilacap, Gubernur Ahmad Luthfi Imbau Tingkatkan Kewaspadaan
-
Tak Boleh Kurang, DPRD DKI Wanti-wanti Janji Pramono: Harus Ada 258 Sekolah Swasta Gratis 2026
-
Raja Abdullah II Anugerahkan Prabowo Tanda Kehormatan Bejeweled Grand Cordon Al-Nahda, Ini Maknanya
-
Bawaslu Ungkap Upaya Digitalisasi Pengawasan Pemilu di Tengah Keterbatasan Anggaran
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA