Suara.com - Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Hari Pendidikan Internasional (24 Januari) berupaya menyoroti bahwa pendidikan adalah “hak asasi manusia, barang publik, dan tanggung jawab publik.”
Meskipun mata pelajaran seperti matematika dan sejarah tetap menjadi suatu keharusan dalam kurikulum, sekolah/universitas di Indonesia berinovasi dan menemukan cara untuk mengajar siswa mata pelajaran baru melalui penerapan program Nutrisi Esok Hari.
Gagasannya adalah untuk menyediakan menu berbasis nabati setidaknya satu hari seminggu di ruang makan dan kantin mereka serta mendidik siswa, guru, dan juru masak tentang bagaimana pilihan makanan kita memengaruhi dunia di sekitar kita dan pentingnya makan sehat.
"Lembaga pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk generasi masa depan dan menunjukkan cara praktis bagi setiap orang untuk dapat bertindak lebih berkelanjutan," kata Among Prakosa, Manajer Kebijakan Pangan Nutrisi Esok Hari di Indonesia ditulis Selasa (25/1/2022).
Bentara Papua, organisasi yang berfokus pada mempromosikan tanaman pangan masyarakat adat sebagai komoditas berkelanjutan dan Sinergia Animal, LSM yang bekerja terutama di Amerika Latin dan Asia Tenggara, adalah organisasi yang mengoordinasi program yang menawarkan dukungan berupa saran dari ahli gizi, lokakarya dan acara kuliner gratis kepada lembaga publik atau swasta mana pun yang ingin menerapkan gagasan tersebut.
"Tujuan kami sederhana: kami ingin mendorong institusi untuk menyediakan makanan yang lebih ramah iklim dan lebih sehat kepada siswa dan staf mereka sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB," jelas Prakosa.
Nutrisi Esok Hari diisi oleh para profesional khusus seperti ahli diet, ahli gizi, dan juru masak yang memberikan anjuran kepada institusi swasta dan publik tentang perencanaan, pelatihan, dan dukungan langsung untuk penerapan perubahan menu.
Di Indonesia, satu institusi telah mendaftar program Nutrisi Esok di tahun 2021 ini yang berkomitmen untuk menggantikan makanan hewani dengan menu makanan berbasis nabati. Beberapa contoh menu baru yang dihidangkan antara lain adalah opor sayur dan sate jamur.
“Makan lebih banyak makanan nabati adalah salah satu cara terbaik untuk membantu melindungi kesehatan seseorang dan planet ini. Semua ini sambil memperkenalkan rasa baru melalui makanan yang lezat dan seimbang sesuai dengan tradisi dan preferensi masing-masing negara, dan ini dibuktikan dengan ulasan positif dari para siswa.” ucapnya.
Baca Juga: Diklaim Mengancam Kesehatan, Ini 10 Makanan Penyebab Kolesterol yang Wajib Diwaspadai
Makan lebih banyak sayuran dan mengurangi konsumsi produk hewani juga berkontribusi pada kualitas hidup yang lebih baik dan dapat membantu mencegah masalah kronis umum seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker. Daging sapi dan daging ayam telah dikaitkan dengan kondisi yang sering terjadi seperti penyakit divertikular, polip usus besar atau penyakit kandung empedu, di samping penyakit lainnya.
Tidak hanya makan lebih banyak makanan nabati lebih sehat, tapi mengganti produk berbasis hewani dengan hidangan nabati juga secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca, mencegah deforestasi, dan melestarikan serta melindungi sumber daya air.
"Ini sangat penting untuk membantu mengurangi perubahan iklim, salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi saat ini," catat Prakosa.
"Dengan menawarkan lebih banyak makanan nabati, institusi bekerja sama menciptakan model makanan baru untuk kebaikan umat manusia dan menjamin masa depan planet kita sembari menyediakan staf dan siswa mereka makanan yang dapat dinikmati semua orang," kata Prakosa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Dicecar KPK soal SK Korupsi Haji, Eks Sekjen Kemenag 'Lempar Bola' ke Dirjen PHU
-
Total 5 Korban Tewas, Balita Ikut jadi 'Tumbal' Terbakarnya Sumur Minyak Ilegal di Blora
-
Gibran Pakai Sarung Tangan Terbalik saat Hendak Panen Lobster Jadi Sorotan, TNI Turun Tangan
-
MAKI Ancam Praperadilankan KPK Jika Tak Segera Tetapkan Tersangka Korupsi Kuota Haji
-
MAKI Laporkan Eks Menag Gus Yaqut ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Pengawasan Haji
-
Tragis! Slamet Rahardjo Tewas Tenggelam di Cilincing
-
THR Haram di Kemnaker? KPK Usut Dugaan Korupsi Sistematis Libatkan Puluhan Pegawai!
-
Kualat! Gasak Motor Emak-emak usai Bebas, 2 Residivis di Jakbar Dicokok Lagi Asyik Main Judol
-
DPR Panggil KKP Senin Depan Terkait Tanggul Beton yang Rugikan Nelayan Cilincing
-
Foto-foto Istri Pejabat Kemenag yang Diduga Dapat Fasilitas Negara saat Pergi Haji di Tangan KPK