Suara.com - Beredar narasi Polres Singkawang menggunakan bahasa China alih-alih bahasa Indonesia saat melakukan sosialisasi ke warga sehingga memicu sorotan tajam.
Narasi ini dibagikan oleh akun Twitter @presidendungu. Akun ini membagikan sebuah video Polwan yang sedang melakukan sosialisasi di jalanan umum.
Polwan itu tampak memberi sosialisasi kepada masyarakat dengan menggunakan bahasa Mandarin. Akun ini lantas menyebut jika polisi telah menggantikan bahasa Indonesia dengan bahasa China saat bertugas sosialisasi ke warga.
Adapun narasi yang dibagikan sebagai berikut:
"Aparat POLRES SINGKAWANG sudah gunakan bahasa China, Apa harus begini nasib bangsa kita ini. bukannya bahasa Nasional Indonesia.. malah diganti dg bahasa Mandarin… Sdh kacau negara ini atau sudah melupakan PESAN atau PENGAKUAN Sumpah Pemuda.?. Piye Pa"
Lantas benarkah klaim tersebut?
PENJELASAN
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, Polres Singkawang menggunakan bahasa China alih-alih bahasa Indonesia saat melakukan sosialisasi ke warga tidak benar.
Hal ini dikatakan oleh Kasat Binmas Polres Singkawang Iptu Supiyanto. Ia menjelaskan anggota polisi dalam video yang diunggah akun Twitter tersebut tengah memberikan edukasi.
Anggota polisi itu melakukan sosialisasi mengenai vaksinasi Covid-19 kepada warga Kelurahan Pasiran Kecamatan Singkawang Barat. Diketahui, warga di sana didominasi oleh keturunan Tionghoa.
Terlebih, warga lanjut usia keturunan Tionghoa di daerah tersebut biasa menggunakan Dialek Hakka dalam percakapan sehari-hari. Karena itu, anggota polisi itu menggunakan Dialek Hakka agar efektif saat memberikan sosialisasi vaksin Covid-19.
Penjelasan serupa juga diungkapkan oleh aktivis sekaligus jurnalis senior, Farid Gaban. Melalui akun Twitternya @faridgaban, Farid Gaban mengatakan bahwa pengunggah video tersebut tidak mengetahui bahwa mayoritas warga Singkawang merupakan keturunan Tionghoa.
“Ada yang protes kenapa polisi Singkawang melakukan sosialisasi publik dalam bahasa Tiongkok. Dijajah China katanya," cuit Farid Gaban pada Kamis, 13 Januari 2022 lalu.
"Orang itu tidak tahu bahwa mayoritas warga Singkawang adalah Tionghoa, banyak darinya petani yang sama miskinnya dengan petani di Jawa. Indonesia itu bukan cuma Jakarta dan Jawa," tandasnya.
KESIMPULAN
Berita Terkait
-
2 Santriwati Bohongi Polisi Mengaku Diculik dan Diperkosa, Faktanya Kabur dari Pesantren karena Tidak Betah
-
Pedih, Nur Afifah Balqis Jadi Bahan Satire 'Prestasi di Usia Muda' oleh Warganet Karena Kasus Korupsinya
-
Kelas Kebanjiran, Siswa Ini Cosplay Jadi Serok Air Pengering Lantai: Ramah Lingkungan
-
Permintaan Maaf Azam Khan Penyebut 'Hanya Monyet' Viral, Dianggap Tidak Tulus, Hukum Adat Tetap Diminta Warganet
-
Meski Ada Ribuan Lampion, Masyarakat Tionghoa di Kota Solo Pastikan Imlek Digelar Secara Sederhana
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Resmi! Gubernur Riau Jadi Tersangka, Langsung Ditahan 20 Hari!
-
PSI Minta Satpol PP Tegas Tertibkan Parkir Liar di Trotoar: Sudah Ganggu Pejalan Kaki!
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan
-
Ini Pertimbangan MKD Cuma Beri Hukuman Ahmad Sahroni Penonaktifan Sebagai Anggota DPR 6 Bulan
-
MKD Jelaskan Pertimbangan Adies Kadir Tidak Bersalah: Klarifikasi Tepat, Tapi Harus Lebih Hati-hati
-
Dinyatakan Bersalah Dihukum Nonaktif Selama 6 Bulan Oleh MKD, Sahroni: Saya Terima Lapang Dada
-
Ahmad Sahroni Kena Sanksi Terberat MKD! Lebih Parah dari Nafa Urbach dan Eko Patrio, Apa Dosanya?
-
MKD Ungkap Alasan Uya Kuya Tak Bersalah, Sebut Korban Berita Bohong dan Rumah Sempat Dijarah