Suara.com - Ritual di Pantai Payangan, Jember telah menelan korban jiwa pada Minggu, 13 Februari 2022 kemarin. Terdapat 11 korban meninggal dunia dikarenakan terseret arus laut pada ritual di Pantai Payangan. Ada 23 orang yang mengikuti ritual tersebut dan 13 lainnya ditemukan dalam kondisi selamat dan ada juga yang mendapatkan perawatan medis.
Lebih lengkapnya, simak fakta-fakta ritual Pantai Payangan, Jember yang berakhir maut dirangkum oleh Suara.com.
1. Kronologi kejadian
Kronologi kejadian dimulai pada saat rombongan yang berjumlah 24 orang berangkat dari Desa Dukuhmencek, Sukorambi, Jember dan kemudian tiba di Pantai Payangan pada pukul 23.00 WIB. Mereka melakukan doa dan bermeditasi pada pukul 00.00 WIB.
Setelah itu mereka lalu menuju ke laut yang dimulai dengan tabur bunga dan membentuk dua barisan yang saling bergandengan tangan. Namun sekitar pukul 01.00 WIB, tiba-tiba ombak besar menghantam mereka hingga menewaskan 11 orang.
2. Sudah diperingatkan oleh petugas
Petugas Pantai Payangan sudah memperingatkan kepada rombongan warga untuk tidak melakukan aktivitas atau kegiatan di sekitaran pantai dikarenakan ombak sedang tinggi. Meski begitu, rombongan tersebut masih tetap melanjutkan ritual di pesisir pantai.
3. Guru ritual selamat
Salah satu korban selamat dari kegiatan ritual yang memakan korban tersebut adalah guru spiritual kelompok bernama Nur Hasan (35). Ia merupakan warga Desa Dukuhmencek, Sukorambi, Jember. Kepolisian akan langsung memeriksa Nur Hasan terkait kegiatan ritual tersebut usai kondisinya stabil.
Baca Juga: Khofifah Turun Tangan Insiden Maut Ritual di Pantai Payangan Jember
4. Polisi menjadi korban hingga pasutri tinggalkan 5 anak
Salah satu dari 11 korban meninggal dunia adalah seorang anggota polisi dari Kabupaten Bondowoso yang bernama Bripda Febriyan Duwi. Kepergiannya meninggalkan istri yang baru ia nikahi satu tahun yang lalu.
Tak hanya itu, ada sepasang suami istri yang turut menjadi korban tewas. Kepergian mereka untuk selama-lamanya meninggalkan lima orang anak berusia 15 tahun, 12 tahun, 10 tahun, 5 tahun dan yang terakhir masih berusia 3 tahun.
5. Alasan penyelenggaraan ritual
Ritual yang dilaksanakan di Pantai Payangan yang berujung maut tersebut bertujuan untuk menenangkan diri. Hal ini disampaikan oleh Kepala Polsek Ambulu AKP Makruf, "Kelompok ini datang dalam rangka ritual dalam rangka menenangkan diri”.
Demikian fakta ritual Pantai Payangan yang menewaskan hingga 11 orang yang diakibatkan gelombang air yang sedang tinggi.
Berita Terkait
-
Khofifah Turun Tangan Insiden Maut Ritual di Pantai Payangan Jember
-
Ritual di Pantai Payangan Berubah Jadi Bencana Besar, Mengapa Bisa Terjadi?
-
Pengakuan Korban Selamat Petaka Ritual di Pantai Payangan Jember: Cari Berkah Ratu Pantai Selatan
-
Polisi Belum Bisa Interogasi Pimpinan Padepokan Tunggal Jati Nusantara Terkait 'Ritual Maut' di Pantai Payangan Jember
-
Fakta Bukit Samboja,Tempat Ritual di Pantai Payangan Jember yang Menelan Korban Jiwa hingga 11 Orang
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU