Suara.com - Sebelas orang yang mengikuti ritual meninggal dunia setelah terserat arus Pantai Payangan di Jawa Timur, Minggu (13/2/2022), dini hari.
Ritual diselenggarakan oleh padepokan Tunggal Jati Nusantara, kelompok yang memiliki anggota sekitar 100 orang.
Kasus itu sekarang sedang dalam penyelidikan Kepolisian Resor Jember.
Ritual yang diikuti anggota padepokan Tunggal Jati Nusantara bertujuan untuk “mencari ketenangan diri."
Mereka berendam di tepi pantai dan tanpa disadari datang ombak besar yang selanjutnya menggulung dan menyeret mereka tanpa ampun ke tengah laut.
Pada saat kejadian, kegiatan itu diikuti oleh 24 orang yang mayoritas berasal dari Kecamatan Panti, Patrang, Sukorambi, Sumbersari, Ajung dan Jenggawah.
Tujuan ritual
Ritual di Pantai Payangan tujuannya untuk membersihkan diri dan mendapatkan berkah yang dipercaya dapat diberikan oleh Ratu Pantai Selatan.
Sambil berendam, mereka merapalkan doa-doa.
Baca Juga: Pengakuan Korban Selamat Petaka Ritual di Pantai Payangan Jember: Cari Berkah Ratu Pantai Selatan
"Tadi satu saksi dengan gamblang mengaku ingin menyucikan diri dan mengharapkan berkah dari ratu pantai selatan," kata Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo.
Acara itu digagas Nurhasan, seorang ketua padepokan Tunggal Jati Nusantara.
Saat ini, Nurhasan masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi, kata Kepala Kepolisian Resor Jember Ajun Komisaris Besar Hery Purnomo.
Nurhasan selama ini sudah sering menyelenggarakan acara dzikir dan pengobatan.
“Memang anggotanya datang dengan berbagai macam tujuan. Para anggota ini memiliki masalah, seperti masalah ekonomi, masalah keluarga, atau juga satu dua memiliki masalah guna-guna, santet, atau ilmu hitam lainnya. Ada juga yang memiliki tujuan mendapatkan ilmu kanuragan,” kata Hery.
Menjadi perhatian
Peristiwa itu menjadi perhatian Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur, terutama dari sisi paham dan ritualnya.
“MUI Provinsi segera mengirim tim untuk melakukan kajian komprehensif dan akan berkoordinasi dengan pihak terkait, agar hal serupa tidak terulang lagi di kemudian hari,” kata Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur Abdul Halim Subahar.
“Kami ingin masyarakat tidak terkecoh(terhadap aliran itu).”
Halim menyebutkan ritual keagamaan seharusnya tidak boleh membahayakan jiwa umat.
“Ritual keagamaan kalau mengancam keselamatan jiwa pasti ritual yang salah. Agama sangat menganjurkan kita agar menjaga keselamatan jiwa,” katanya.
Masyarakat, kata Halim, harus terhindar dari paham dan ritual yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
Seorang tokoh agama di Jember, Kiai Abdur Rohman, tidak setuju dengan ajaran Padepokan Tunggal Jati Nusantara.
"Apalagi ada yang menyatakan mensucikan diri dan berharap berkah dari ratu pantai selatan, ini sudah menyimpang," kata dia.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suren Ledokombo itu meminta agar masyarakat jangan mengikuti aliran itu.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa langsung menyelenggarakan rapat koordinasi untuk menyikapi kasus itu.
Khofifah menyoroti legalitas padepokan penyelenggara kegiatan yang memakan korban jiwa.
“Berada di bawah koordinasi lembaga mana? Kalau misalnya Jember bisa menyiapkan referensi secara legal, insya Allah akan diikuti daerah-daerah lain,” katanya.
“Legalitas dari sebuah lembaga yang menggunakan nama tertentu, saya rasa kalau belum diatur, itu harus diatur. Mereka mendaftar di Bakesbangpol misalnya, atau mendaftar di mana? Sehingga kalau ada pembinaan gampang. Itu area FKUB atau mana, karena ini padepokan. Kalau pesantren area Kementerian Agama.”
"Kalau pesantren jelas daftarnya ke mana, sekarang padepokan-padepokan seperti ini? Kecuali kalau padepokan silat, memang sudah ada dalam struktural nasional.” [Beritajatim dan rangkuman laporan Suara.com]
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Dicecar KPK soal SK Korupsi Haji, Eks Sekjen Kemenag 'Lempar Bola' ke Dirjen PHU
-
Total 5 Korban Tewas, Balita Ikut jadi 'Tumbal' Terbakarnya Sumur Minyak Ilegal di Blora
-
Gibran Pakai Sarung Tangan Terbalik saat Hendak Panen Lobster Jadi Sorotan, TNI Turun Tangan
-
MAKI Ancam Praperadilankan KPK Jika Tak Segera Tetapkan Tersangka Korupsi Kuota Haji
-
MAKI Laporkan Eks Menag Gus Yaqut ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Pengawasan Haji
-
Tragis! Slamet Rahardjo Tewas Tenggelam di Cilincing
-
THR Haram di Kemnaker? KPK Usut Dugaan Korupsi Sistematis Libatkan Puluhan Pegawai!
-
Kualat! Gasak Motor Emak-emak usai Bebas, 2 Residivis di Jakbar Dicokok Lagi Asyik Main Judol
-
DPR Panggil KKP Senin Depan Terkait Tanggul Beton yang Rugikan Nelayan Cilincing
-
Foto-foto Istri Pejabat Kemenag yang Diduga Dapat Fasilitas Negara saat Pergi Haji di Tangan KPK