Suara.com - Pemerintah negara bagian Victoria dengan ibu kota Melbourne tengah menjalankan program yang bertujuan mempertemukan industri yang kesulitan tenaga kerja dengan mereka yang sudah mendapat pelatihan.
Salah satu partisipannya adalah Verena Puello, perempuan asal Kolombia yang pindah ke Australia enam tahun lalu.
Ia menyuruh teman-temannya memanggilnya "Mama" ketika mereka bekerja di dapur karena mengaku kesulitan memanggil namanya.
"Jadi saya bilang, jangan khawatir, saya perempuan tertua di sini, panggil saya Mama," katanya.
Sebagai perempuan yang sudah berusia 50 tahun, sulit bagi Verena untuk mendapatkan pekerjaan ketika pertama tiba di Australia.
Dia pindah ke Melbourne di tahun 2015 untuk tinggal bersama anak-anaknya setelah suaminya tewas dalam kecelakaan pesawat di Kolombia.
"Bagaimana sekarang?," kenang Verena ketika diwawancara.
"Ini negara baru, bahasa baru. Saya tidak punya keterampilan, tidak pernah ikut pelatihan."
Akhirnya selama pandemi, Verena mengikuti program yang ditawarkan oleh pemerintah negara bagian Victoria di Melbourne yang mencoba mempertemukan mereka yang mencari pekerjaan dengan industri yang membutuhkan pekerja.
Baca Juga: 5 Usaha agar Cepat Mendapatkan Pekerjaan, Hindari Gengsi!
Enam tahun setelah tiba di Australia dia sekarang bisa bekerja pertama kalinya di dapur di restoran bernama "Free to Feed" tidak jauh dari pusat kota Melbourne.
Dia mengatakan pekerjaan itu membuatnya merasa seperti terlahir kembali sebagai perempuan baru.
"Di tempat tinggal saya dahulu saya hanya memasak untuk keluarga saya, tetapi sekarang saya jadi koki internasional," katanya sambil tertawa.
Ibu dan anak kerja berdampingan
Anak perempuannya, Zuaad Guerra juga merupakan bagian dari program tersebut, yang mendapat bantuan keuangan untuk menyelesaikan pelatihan guna mendapatkan Sertifikat 3 di bidang perhotelan, sambil bekerja di restoran yang sama.
Dia berencana untuk membuka restoran sendiri untuk menyajikan makanan khas Kolombia bersama ibunya.
"Saya punya keterampilan melayani tamu dan ibu saya punya keterampilan di dapur," katanya.
"Saat ini kami bekerja, namun impian kami adalah dalam waktu kurang dua tahun kami akan bisa memberi kesempatan kepada orang lain baik yang terampil atau yang tidak terampil, mengalami apa yang pernah kami alami."
Industri perhotelan mengalami banyak kesulitan selama pandemi
Sektor perhotelan Australia yang meliputi restoran, kafe, pub dan juga layanan akomodasi dalam beberapa bulan terakhir mengalami kekurangan pekerja karena adanya peningkatan kasus Omicron yang terjadi selama musim panas.
Menteri Tenaga Kerja negara bagian Victoria Jaala Pulford mengatakan industri perhotelan adalah salah satu dari banyak sektor yang bekerja sama dengan pemerintah untuk mencari pekerja lebih banyak guna mengisi berbagai lowongan yang ada.
"Inilah sektor yang sangat tergantung pada mahasiswa internasional, backpacker dan mereka yang melakukan perjalanan, jadi betul-betul terkena dampaknya selama pandemi," katanya.
Loretta Bolotin direktur eksekutif "Free to Feed" mengatakan Verena dan anaknya Zuaad adalah aset bagi restoran tersebut.
"Keberhasilan kami adalah keberhasilan mereka juga," katanya.
"Saya kira komunitas lokal menyukai apa yang kami lakukan di Free to Feed dan semang dengan semangat multikultur, keberagaman dan makanan yang kami sajikan."
Jane Trewin, direktur eksekutif bidang pendidikan di lembaga kejuruan Box Hill Institute mengatakan bahwa industri perhotelan akan dengan cepat menerima para pekerja yang terampil.
"
"Industri perhotelan sekarang ini sedang betul-betul kekurangan pekerja," katanya.
"
Jane mengatakan selain untuk mendapatkan ijazah, pelatihan yang diikutinya juga memberi kesempatan bekerja dengan para ahli dan juga siswa kelas-kelas lanjutan.
"[Kami] memberikan mereka semua keterampilan serta kesempatan sehingga mereka bisa menemukan jalan mereka sendiri," katanya.
Fokus menemukan mereka yang mungkin tidak dapat kerja
Lebih dari 200 orang sudah mendapatkan pekerjaan di industri perhotelan, lewat program bernama 'Jobs Victoria' yang memakan biaya sekitar Rp36 miliar.
Pemerintah negara bagian Victoria mendanai Box Hill Institute untuk menyediakan pelatihan. Mereka yang sudah menjalani pelatihan mendapatkan upah yang lebih tinggi.
Menteri Tenaga Kerja Victoria Jaala Pulford mengatakan fokus mereka adalah perempuan berusia di atas 45 tahun, anak-anak muda di bawah 25 tahun dan mereka yang sudah lama mencari kerja namun belum dapat.
"Kami memilih kelompok ini karena data yang ada menunjukkan bahwa di sinilah masalah yang paling menantang dan perlu mendapat perhatian," kata Pulford.
"Kita mengetahui bahwa perempuan berusia di atas 45 tahun berpeluang besar tidak bisa bekerja lagi kalau mereka sempat berhenti, kita tahu juga mereka yang berusia di bawah 25 tahun kesulitan untuk memulai karier mereka."
Verena mengatakan senang dan bangga memasak makanan tradisional Kolombia untuk pelanggannya.
Dia mengatakan makanan yang suka dimasaknya adalah arepas dengan telur karena hal tersebut mengingatkannya dengan ayahnya.
"Bagi saya, memasak adalah cara terbaik berbagi kecintaan saya dan budaya di Australia dengan orang lain," katanya.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
Berita Terkait
-
Kumpulkan Donasi Rp1 miliar untuk Sumatra, Praz Teguh Butuh Helikopter Buat Salurkan Bantuan
-
Anak Legenda Persib Bandung Tersisih dari Timnas Voli Putri untuk SEA Games 2025
-
Telkomsel Prediksi Trafik Video Streaming Melejit saat NARU 2025, Siapkan Ribuan BTS 5G
-
Harga Bitcoin Desember 2025: Tertekan Aksi Jual, Bertahan di US$ 80.000?
-
5 Rekomendasi Ban Tubeless Supra X 125 yang Aman di Musim Hujan
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
Terkini
-
Pagi Mencekam di Cilincing: Kepala Sekolah SMP Syahid 2 Tewas Tergantung, Ujian Siswa Ditunda
-
Kemensos Gelontorkan Rp19 Miliar Atasi Banjir 3 Provinsi Sumatera
-
Truk Seruduk Halte Mambo, Layanan Transjakarta Koridor 10 dan 12 Sempat Dialihkan
-
Intensif Lakukan Penggeledahan untuk Kasus Ponorogo, KPK Amankan Dokumen hingga Senjata Api
-
Rehabilitasi Presiden Tak Hentikan KPK, Kasus Korupsi ASDP Jalan Terus
-
Akses Darat Putus! Polri Kirim Bantuan dari Langit ke Desa-Desa Terisolasi di Sumut
-
Banjir Karangan Bunga di Balai Kota, Wali Kota Jakarta Barat Uus Dilantik Jadi Sekda DKI Hari Ini?
-
Detik-detik Menegangkan Kebakaran RS Pengayoman Cipinang: Alarm 'Meraung', 28 Pasien Dievakuasi
-
Hikmah Surat Ad-Dhuha di Sel Gelap, Titik Balik Eks Dirut ASDP yang Merasa Ditinggal Tuhan
-
KPK Bantah Tuduhan Penggelapan Aset Rp 600 Miliar: Balik Sorot Dugaan Pemalsuan Dokumen Sitaan