Suara.com - Eks Sekretaris Umum FPI, Munarman diperiksa sebagai terdakwa dalam sidang lanjutan kasus dugaan tindak pidana terorisme pada hari ini, Rabu (16/2/2022) hari ini. Pada kesempatan itu, Munarman menyatakan jika rekonstruksi kasus tersebut sudah dibuat skenario agar seakan-akan dirinya adalah tokoh teroris yang dihormati.
Awalnya, Aziz Yanuar selaku kuasa hukum mendapat kesempatan untuk bertanya kepada kliennya dalam sidang yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Timur tersebut. Pertanyaan Aziz terkait gaya berpakaian Munarman selaku terdakwa teroris.
"Setiap kasus terorisme ini ada yang menarik. Saya diceritakan oleh senior saya, bahwa tampilan dari terdakwa itu biasanya mengenakan busana identik dengan orang Islam, peci dan lain-lain. Saudara tidak mengenakan itu. Apakah ada hal khusus yang membuat hal Itu?" tanya Aziz kepada kliennya.
Munarman menjawab jika dirinya apa adanya dan enggan mengubah penampilan dengan gaya muslim. Dia tetap mengenakan celana panjang -- dan tidak cingkrang.
"Tidak ada, saya memang begini hari hari, saya tidak mau mengubah penampilan saya, begini ya begini aja. Celana saya tetep panjang tidak cingkrang. Biasa-biasa saja," jawab Munarman.
Kemudian, Aziz bertanya, apakah ada perbedaan saksi ketika rekonstruksi kasus dan persidangan yang kekinian sedang berjalan. Dalam jawabannya, Munarman menyatakan bahwa keterangan saksi dalam rekonstruksi seolah-olah hanya mengikuti arahan alias ada skenarionya.
"Pada saat rekonstruksi, ditanya apa ada perbedaan, siapa saja saksi yang saudara ingat, berbeda ketika rekonstruksi dan pengadilan?" tanya Aziz.
"Bukan perbedaan keterangan saksi ya, jadi mereka yang ikut rekonstruksi itu hanya mengikuti arahan, ya seperti orang bikin film ada sutradaranya begitu. Jadi sudah dibuat sekenarionya, di acakan jadi orang tinggal melakukan saja, saya tidak mau hanya begitu rekonstuksi harus sesuai fakta," jelas Munarman.
Lantas Munarman mengambil contoh pada kegiatan baiat di kampus UIN Syarif Hidayatullah pada 2014 silam. Kata dia, rekonstruksi peristiwa tersebut seolah-olah dibuat kalau sosok Munarman adalah tokoh teroris besar.
Baca Juga: Ungkap Isi Ceramahnya di Makassar soal Hisbah, Munarman Sebut Densus 88 Salah Paham
Misalnya, disebutkan ketika Munarman memasuki ruangan, para peserta langsung berdiri. Padahal, klaim Munarman, kenyataanya tidak seperti itu.
"Jadi seolah-olah mereka mau mengesankan bahwa saya itu dihormati. Saya itu tokoh teroris di kalangan mereka sehingga ketika saya masuk semua berdiri. Saya bilang tidak ada lah biasa saja orang lagi putar video dan ceramah kok," tegas Munarman.
Lebih lanjut, Munarman menegaskan bahwa dirinya tidak banyak memberikan keterangan kepada pihak penyidik pada saat pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Sebab, dia memegang sebuah perkataan yang menyatakan, "percuma berdebat dengan orang bodoh."
"Karena bagi saya, di BAP saya tidak banyak memberikan keterangan ke penyidik karena percuma. Saya mengamalkan perkataan Imam Syafii saja: 'berdebat sama orang bodoh pasti kalah kita'. Karena itu saya menghindari berdebat sama orang orang bodoh itu. Jadi saya nanti saja di pengadilan," ucap dia.
Karena tidak berhasil mengorek keterangannya saat BAP, kata Munarman, maka penyidik mengambil celah pada saat proses rekonstruksi.
"Karena mereka tidak berhasil mengambil keterangan saya, akhirnya di rekonstruksi dibuat semaunya, mereka sesuai skenario yang mereka buat. Beberapa saya tolak," pungkas dia.
Berita Terkait
-
Ungkap Isi Ceramahnya di Makassar soal Hisbah, Munarman Sebut Densus 88 Salah Paham
-
Dalih Cuma Tamu Acara Baiat di Makassar, Munarman: Saya Tak Bisa Tunjukan Sikap Protes, Bisa Digeruduk Saya
-
Sebut Perang Biologis, Menhan China hingga Imam Mahdi, Begini Rekaman Suara soal Baiat di Sidang Teroris Munarman
-
Gara-gara Disebut Dekat dengan Ustaz Pendukung ISIS, Begini Cara Munarman Cecar Napi Teroris di Sidang
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Program MBG Bikin Ibu di Lumajang Kantongi Ratusan Ribu, Ekonomi Lokal Melesat
-
Babak Penentuan Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Gelar Perkara Khusus Senin Depan
-
Kebahagiaan Orangtua Siswa SMK di Nabire Berkat Program Pendidikan Gratis
-
Sosialisasi Program Pendidikan Gratis, SMK Negeri 2 Nabire Hadirkan Wali Murid
-
BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sejumlah Kota, dari Pekanbaru Hingga Banten
-
Cuaca Hari Ini: Jakarta dan Sekitarnya Diguyur Hujan Ringan, Waspada Banjir
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Prabowo Tinjau Banjir Langkat, Fokus Pemulihan Warga
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas