Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut bahwa perubahan iklim dunia ke depan akan semakin mengerikan. Karena itu, ia meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk meningkatkan infrastruktur pengurangan risiko bencana.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2022 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (23/2/2022).
"Kita tahu perubahan iklim dunia arahnya akan semakin mengerikan. Semua negara juga sudah ngeri dan sudah mengalami bencana yang sebelumnya tidak ada, kemudian ada karena perubahan iklim," kata Jokowi dikutip melalui YouTube Sekretariat Presiden, Rabu.
Peningkatan infrastruktur tersebut dikatakannya harus dilakukan BNPB bersama-sama dengan masyarakat dan pemerintah. Semisal membuat vegetasi penghambat ombak tsunami atau angin topan.
Entah itu menanam mangrove atau tanaman asosiasi seperti nipah, cemara pantai, kasuarina dengan waru laut, ketapang, nyamplung maupun kelapa. Menurutnya, sudah saatnya pohon-pohon itu ditanam lebih banyak di pesisir pantai di daerah yang banyak mengalami bencana tsunami atau badai topan.
Selain itu, Jokowi juga meminta jalur evakuasi harus terus disiagakan. Menurutnya instrumen-instrumen peringatan diri harus terus diperbarui dan dicek secara rutin.
Itu disampaikan Jokowi karena ia mengetahui Indonesia belum disiplin melakukan itu.
"Cek secara rutin, saya tahu tidak semua pengadan alat ini dilakukan BNPB tapi saya minta BNPB ikut terlibat dan mengingatkan kementerian terkait untuk menjalankan tugas karena ini sekali lagi menyangkut keselamatan rakyat."
Baca Juga: Soal Sosok Calon Kepala Otorita IKN, Ruhut: Feelingku Jokowi Bakal Tunjuk Ahok
Berita Terkait
-
Jokowi Bocorkan Sosok Calon Kepala Otorita IKN, Sebut Bukan Orang Partai Politik
-
Smart Forest City Konsep IKN Nusantara, Jokowi: Yang Senang Jalan Kaki Silahkan Pindah ke Ibu Kota Baru
-
Bukan Cuma Isran Noor, Jokowi Klaim Pembangunan IKN Tak Merusak Alam Benua Etam: Kita Perbaiki
-
Kerugian Ekonomi Akibat Perubahan Iklim di Indonesia Ditaksir Capai Rp115 Triliun
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!
-
Respons Pimpinan DPR Usai MK Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Apa Katanya?
-
Roy Suryo Cs Diperiksa Maraton: Dicecar Ratusan Pertanyaan Soal Fitnah Ijazah Jokowi!
-
Bivitri Susanti: Penetapan Soeharto Sebagai Pahlawan Bisa Digugat ke PTUN dan MK
-
Ini Alasan Polisi Tak Tahan Roy Suryo Cs Usai Diperiksa Tersangka Kasus Fitnah Ijazah Palsu Jokowi
-
Tidak Ada Kriteria Amnesti Bagi Koruptor, Menko Yusril Jelaskan Kewenangan Presiden
-
Putusan MK Larang Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil, Yusril: Jadi Masukan Reformasi Polri