Suara.com - Mengikuti pola makan dan gaya hidup berbasis nabati yang sehat adalah sarana ampuh yang dapat menunda proses penuaan, mengurangi komorbiditas karena usia, dan mengurangi risiko penyakit Covid-19 yang kronis serta kematian seperti yang diungkapkan dalam tanggapan yang diterbitkan dalam European Journal of Clinical Nutrition.
Penulis dari tanggapan tersebut, adalah Hana Kahleova dan Neal D. Barnard, Direktur Clinical Research dan Presiden dari Physicians Committee for Responsible Medicine, yang menganalisis studi terbaru tentang bagaimana kebiasaan makan orang berkaitan dengan infeksi Covid.
Mereka menyimpulkan bahwa pola makan berbasis nabati memperlihatkan pendekatan yang paling hemat biaya dan perlu untuk dipromosikan serta dimasukkan dalam praktik sehari-hari untuk mengurangi Covid-19.
“Selama beberapa tahun terakhir, kami telah menyoroti bagaimana pola makan nabati yang sehat dapat membantu orang mencegah dan bahkan mengobati penyakit, seperti penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, atau kanker kolorektal,” ungkap Angelina Pane, Manajer Tantangan 21 Hari Vegan Sinergia Animal, sebuah NGO internasional yang mendorong dan mendukung orang untuk mengadopsi pola makan berbasis nabati.
“Apa yang kami temukan sekarang adalah cara yang ampuh untuk memerangi penyakit kronis, juga pandemi Covid-19, yang merupakan dua tantangan kesehatan publik terbesar yang saat ini kita hadapi secara global”, lanjutnya.
Penemuan ilmiah terbaru
Salah satu studi paling ekstensif yang dilakukan hingga saat ini oleh para peneliti dari Harvard dan King's College London menunjukkan bahwa pola makan berbasis nabati yang sehat dikaitkan dengan 9% infeksi Covid-19 yang lebih rendah dan juga risiko penyakit kronis Covid-19 sebesar 41% lebih rendah. Hampir 600 ribu data dari orang-orang dianalisis untuk penelitian ini.
Penelitian lain yang dilakukan oleh para ilmuwan di John Hopkins University, salah satu universitas dalam bidang kesehatan masyarakat yang paling bergengsi di dunia, meneliti para tenaga kesehatan dari enam negara yang memiliki paparan lebih rentan terhadap pasien Covid-19. Temuan dari studi tersebut menunjukkan risiko lebih rendah sebesar 73% untuk terkena Covid-19 tingkat sedang hingga berat pada kelompok yang melaporkan konsumsi dengan lebih sedikit daging dan susu serta lebih banyak buah dan sayuran.
Artikel tersebut juga menyoroti adanya kondisi kronis, seperti obesitas, penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes, yang dikaitkan dengan risiko kematian Covid-19 yang lebih tinggi.
Baca Juga: Dokter Ungkap 7 Jenis Penyakit Komorbid yang Berbahaya Bila Penderitanya Terserang Covid-19
“Kondisi ini sangat terkait dengan pola makan seseorang, dan penelitian tersebut telah menunjukkan bahwa pola makan nabati sangat efektif dalam memerangi setiap masalah tersebut,” jelas Angelina.
Beberapa bukti yang paling mencolok menunjukkan bahwa pola makan nabati dapat mengurangi risiko kejadian penyakit jantung koroner sekitar 40% dan risiko kejadian penyakit pembuluh darah otak sebesar 29%”. Penelitian yang sama juga menunjukkan bahwa risiko berkembangnya sindrom metabolik dan diabetes tipe 2 berkurang sekitar setengah.
Sinergia Animal menawarkan program gratis untuk membantu orang mengadopsi pola makan berbasis nabati
“Sejak awal pandemi, kami telah melihat tren di mana orang mencoba kebiasaan yang lebih sehat, termasuk apa yang mereka makan,” komentar Angelina.
Hanya di Indonesia saja, 25.554 orang telah terdaftar di Tantangan 21 Hari Vegan sejak pandemi dimulai.
Para peserta tantangan ini menerima email setiap harinya dengan berbagai tips, resep, dan informasi yang perlu mereka ketahui untuk mencoba pola makan berbasis nabati.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
- 
            
              Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
- 
            
              Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
- 
            
              Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
- 
            
              Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
- 
            
              Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
- 
            
              Sempat Digigit Anjing, Mayat Bayi di Bukittinggi Tewas Termutilasi: Tubuh Terpotong 3 Bagian!
- 
            
              Bahlil 'Dihujat' di Medsos, Waketum Golkar Idrus Marham: Paradoks Demokrasi
- 
            
              Ponsel Menkeu Purbaya Kalah Jauh dari Anak Buahnya: Handphone Lu Bagus Nih
- 
            
              Nadiem Makarim Tersandung Skandal Laptop Chromebook, Begini Proses Pengadaan Barang Versi LKPP
- 
            
              Misteri Lawatan Trump ke Asia: Sinyal Kejutan dari Korut, Kim Jong Un Sudah Menanti?
- 
            
              Viral Pencurian Brutal di Lampu Merah Tanjung Priok, Sopir Pasrah Pilih Tak Keluar Truk
- 
            
              Gaza Butuh Rp116,3 Triliun untuk Pulihkan Layanan Kesehatan yang Hancur Total
- 
            
              Hadirkan Cahaya Bagi Warga Sabang Aceh, Ubah Gelap Jadi Harapan Baru: Kiprah PLN Peringati HLN ke-80
- 
            
              Cuaca Ekstrem dan Suhu Panas Landa Indonesia, Waspada di Tiga Provinsi Siaga
- 
            
              Momen Langka di Kuala Lumpur, Donald Trump dan Prabowo Subianto Hadiri KTT ASEAN