Suara.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil langkah mengejutkan dengan mengumumkan dimulainya invasi militer terhadap Ukraina pada Kamis (24/2/2022) pagi. Sejak itu, media pemberitaan diramaikan dengan terjadinya berbagai serangan militer di Ukraina.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa Antonio Guterres sampai memohon agar Putin menghentikan serangan militer yang dilakukan Rusia. Hal ini demi mencegah jatuhnya lebih banyak korban akibat konflik di negara pecahan Soviet tersebut.
Meski demikian, Putin menegaskan negaranya tidak berminat untuk menduduki wilayah Ukraina. Operasi militer khusus yang dijalankan kini semata demi memenuhi permintaan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, dua wilayah di Ukraina timur yang dikuasai separatis pro-Rusia.
"(Rusia) tidak punya rencana untuk menduduki teritori Ukraina," tegas Putin, dikutip Suara.com dari RT.com pada Kamis (24/2/2022). "(Operasi militer khusus) untuk melindungi Donetsk dan Lugansk dari 'agresi Ukraina'."
Tujuan utamanya, tegas Putin, adalah untuk melindungi warga Donetsk dan Lugansk dari upaya genosida pemerintahan Ukraina.
"(Kami hadir) untuk melindungi orang-orang yang sudah delapan tahun menjadi target genosida oleh rezim Kiev," ungkap Putin.
"(Moskow) mendesak dimulainya demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina dan segera menyerahkan mereka yang banyak melakukan kekejaman terhadap warga sipil ke pengadilan."
Meski demikian, Putin kembali menekankan bahwa pihaknya tidak berniat untuk mengambil alih teritori Ukraina secara penuh. "Kami tidak akan mengambil apapun dari siapapun secara paksa," imbuhnya.
Sebelumnya Ukraina dan Rusia memang sempat berkonflik akibat perebutan wilayah, yakni Krimea yang berujung pada aneksasi pada 2014 lalu. Sedangkan kini, Ukraina juga sempat menuding Rusia memberi dukungan militer di wilayah Donbass, meski Moskow juga berkali-kali menepisnya.
Baca Juga: Rusia Targetkan Infrastruktur Militer, Pertahanan Udara, dan Pasukan Udara Ukraina
Di sisi lain, warga ibu kota Ukraina, Kiev, dilaporkan melakukan upaya evakuasi darurat dengan berusaha melarikan diri ke tempat yang lebih aman. Sementara Kementerian Pertahanan Ukraina mengklaim bahwa militer Rusia saat ini mengalami kekalahan.
"Pasukan Pertahanan Nasional, menggunakan izin pertahanan diri sesuai Artikel 51 Piagam PBB melawan setiap upaya perlawanan dengan harga diri tinggi," ungkap Kemenhan Ukraina, dikutip dari CNN. "Situasi sudah terkontrol. Militer Rusia sekarang sedang mengalami kekalahan."
Kemenhan Ukraina juga mengklaim tidak ada kekalahan di antara pasukan mereka. Padahal sebelumnya, Kemenhan Rusia menyatakan bahwa mereka telah berhasil mengalahkan pertahanan udara Ukraina.
Berita Terkait
-
Rusia Targetkan Infrastruktur Militer, Pertahanan Udara, dan Pasukan Udara Ukraina
-
Memanas! Ukraina Ungkap 8 Warga Tewas, 9 Terluka Akibat Tembakan Mortir Rusia
-
Belum Sehari Diserang, Rusia Lumpuhkan Infrastruktur Militer Ukraina, 8 Orang Tewas
-
Gara-gara Rusia Perang Lawan Ukraina, Rupiah Jadi Anjlok
-
Rusia Lancarkan Operasi Militer di Ukraina, Striker Asing Persipura Jayapura Ungkap Pesan Menyentuh
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
Jaksa Agung: Uang Rp6,6 Triliun dari Denda Tambang-Sawit hingga Eksekusi Korupsi CPO
-
7 Pertemuan Krusial Dasco - Prabowo yang Selesaikan Masalah Bangsa di 2025
-
BNI Turut Dampingi Anak-Anak Korban Banjir di Aceh Tenggara Lewat Trauma Healing
-
BNI Siap Salurkan 17.356 KPR FLPP pada 2026, Mantapkan Peran di Program Perumahan
-
Gus Yahya Buka Suara Soal Polemik Tambang dan Gejolak Internal PBNU: Kami Tidak Pernah Minta
-
Bukan Alam, Jaksa Agung Sebut Bencana Sumatra Akibat Alih Fungsi Hutan
-
Selain UMP Naik, Pramono Anung Siapkan Subsidi Pangan dan Transportasi Buat Buruh
-
Ini Dia! Daftar 5 Provinsi dengan Kenaikan UMP Tertinggi
-
Gus Yahya Tolak Keputusan Lirboyo, Minta Konflik NU Diselesaikan lewat Muktamar
-
Prahara PBNU: Gus Yahya Beri Instruksi Keras, Pengurus Wilayah Jangan Sampai Terbengkalai