Suara.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menilai banyak guru-guru yang dikekang oleh sistem pendidikan di Indonesia selama berpuluh-puluh tahun. Nadiem menyebut masalah pendidikan di Indonesia bukan hanya terjadi karena pandemi Covid-19, melainkan sudah terjadi sejak lama.
"Guru-guru kita yang dikekang oleh kurikulum sehingga tidak leluasa untuk berkreasi, ditambah lagi tata kelola satuan pendidikan yang banyak sekali beban administrasinya, sehingga kepala sekolah sulit sekali untuk fokus pada pemenuhan kebutuhan murid," kata Nadiem dalam acara Konferensi Pendidikan Indonesia 2022, Jumat (25/2/2022).
Menurutnya, hal ini terlihat dari angka skor Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia selalu berada di bawah negara-negara lain selama 20 tahun terakhir.
"Jadi permasalahan kualitas pendidikan sebenarnya sudah berlangsung jauh sebelum pandemi," tegasnya.
Oleh sebab itu, Kemendikbudristek membuat kurikulum baru yakni kurikulum merdeka yang merupakan bentuk penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus atau kurikulum darurat.
Dia menyebut kurikulum merdeka ini merupakan pilihan yang bisa digunakan sekolah, sementara kurikulum 2013 tetap bisa digunakan sesuai dengan kesiapan sekolah menerapkan kurikulum baru.
"Kurikulum merdeka baru saja kami luncurkan pada awal bulan ini, kalau sebelumnya semua sekolah di indonesia secara serentak harus menyesuaikan begitu ada kurikulum baru, sekarang kami memberikan kemerdekaan terkait penerapannya kepada sekolah, sesuai kemampuan dan kebutuhan masing-masing," jelasnya.
Menurut Nadiem, sedikitnya sudah ada 2.500 sekolah atau 31,5 persen sekolah yang sudah menggunakan kurikulum merdeka yang diklaim pembelajaran lebih sederhana, fokus, dan beban materi lebih ringan.
Kurikulum Merdeka ini bakal diterapkan pada tahun ajaran baru 2022/2023 mulai dari TK hingga SMA bisa mengimplementasikan Kurikulum Merdeka bertahap berdasarkan kesiapan masing-masing.
Berita Terkait
-
Presiden Jokowi Minta Aturan Jaminan Hari Tua Direvisi, Guru Besar UI: Jangan Terjebak Persepsi Jangka Pendek
-
Ungkap 19.000 Desa Belum Punya PAUD, Menteri Nadiem: Padahal Perannya Krusial Cetak Generasi Penerus Bangsa
-
Guru Penjas Ganteng di Sekolah Bikin Meleleh, Warganet: Nggak Ada Obat!
-
Minta Rektor Buka Kuliah Antikorupsi ke Mahasiswa, Nadiem: Bangun Indonesia Bebas Korupsi Bisa Dimulai dari Kampus
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Jeritan Hati Anak Riza Chalid dari Penjara: Ayah Saya Difitnah, Saya Bukan Penjahat Besar
-
Setuju TNI Jaga Kilang, Bahlil Bicara Sabotase dan Potensi Ancaman
-
Sindir Ada Pihak Tak Waras Beri Informasi Sesat, Rais Syuriyah Bawa-bawa Elite NU
-
KPK Sebut Belum Terima Salinan Keppres Rehabilitasi, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Batal Bebas Besok?
-
Heboh Isu Jokowi Resmikan Bandara IMIP, PSI: Ada yang Memanipulasi Fakta
-
Arya Daru 24 Kali Check In Hotel dengan Rekan Kerja, Polisi Didesak Dalami Jejak Vara!
-
DPR Desak Kemenkes Sanksi Tegas 4 RS di Papua yang Tolak Pasien Ibu Hamil
-
Gerindra Luncurkan Layanan Informasi Partai Berbasis AI, Kemenakan Prabowo Singgung Transparansi
-
RUU Kesejahteraan Hewan Maju ke DPR, DMFI: Saatnya Indonesia Beradab
-
Buntut Surat Edaran, PBNU Akan Gelar Rapat Pleno Tentukan Nasib Gus Yahya