Suara.com - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menanggapi soal pernyataan Menko Marives Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut mayoritas masyarakat Indonesia ingin Pemilu ditunda berdasarkan big data.
Herzaky curiga ada orkestrasi secara terukur, hasil permufakatan jahat segelintir elit, yang ingin melanggengkan kekuasaan.
"Kami cermati, ada orkestrasi secara terukur, hasil permufakatan jahat segelintir elit, yang ingin melanggengkan kekuasaan. Dari upaya mengatasnamakan pengusaha tapi ternyata tidak ada satupun pengusaha yang mengaku mengusulkan ini. Lalu, mendadak 1 orang petani mengusulkan ini dan diekspos di publik padahal rakyat negeri ini 267.000.000 jiwa," kata Herzaky kepada wartawan, Senin (14/3/2022).
Ia mengatakan, pemufakatan jahat terlihat diawali dari seorang menteri yang dekat dengan Jokowi mengusulkan penundaan Pemilu 2024, lalu sebulan kemudian tiga Ketum Parpol koalisi pemerintah mendukung juga ikut mengusulkan.
Kemudian, kata dia, juga bilboard-bilboard bertebaran mendukung Jokowi tiga periode, selain itu adanya data yang tidak jelas asal-usulnya dikeluarkan.
"Belum lagi ada upaya menahan anggaran Pemilu 2024. Benar-benar permufakatan jahat dari segelintir elit yang mabuk dan haus kekuasaan kalau benaran anggaran Pemilu 2024 tidak cair-cair juga, padahal ini amanah konstitusi," ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah tak boleh membaca data semaunya sendiri. Ia menilai sangat bahaya kalau baca data saja tidak mampu, tak heran kalau banyak kerjaannya yang berantakan.
"Jadi, mana mungkin kita bisa percaya, kalau setelah ketahuan belangnya dengan menafsirkan hasil survei seenaknya sendiri, sekarang malah bawa-bawa big data. Biar keren saja, tapi jangan-jangan asal bunyi saja ini. Buat mengalihkan isu saja. Minyak goreng diurus dulu. Rakyat antri sampai berkilo-kilo meter sampai ada yang meninggal," tuturnya.
Ia pun mempertanyakan big data yang dipakai Luhut terkait dengan mayoritas masyarakat Indonesia ingin Pemilu ditunda.
Baca Juga: Luhut Sebut Big Data Masyarakat Ingin Pemilu Ditunda, Demokrat: Hanya Akal-akalan
"Apalagi sudah ada pakar media sosial, Ismail Fahmi, yang mempertanyakan keabsahan statemen salah satu menteri Jokowi yang bawa-bawa big data. Mari dibongkar itu siapa lembaga yang mengolah big data versi pemerintah. Lalu, seperti apa mengambil datanya. 110 juta netizen bahas penundaan pemilu? Darimana itu angkanya? Berapa persen itu dari total data yang diambil? Pengguna media sosialnya benaran manusia, atau seperti biasa, pendengung dan akun bot pendukung pemerintah?," tandasnya.
Berita Terkait
-
Luhut Sebut Big Data Masyarakat Ingin Pemilu Ditunda, Demokrat: Hanya Akal-akalan
-
DPP NasDem: Hentikan Bahas Wacana Penundaan Pemilu, Fokus Urus Permasalahan Rakyat
-
Jokowi Didorong 3 Periode, Benny K Harman: Ada Pembantu Presiden Takut Hilang Harta dan Jabatan
-
Wacana Tunda Pemilu 2024, Politisi Partai Demokrat: Bukan Tidak Mungkin TNI-Polri Jadi Alat untuk Bungkam Rakyat
-
Menteri Luhut Sebut Banyak Rakyat yang Ingin Pemilu Ditunda, Latuconsina: Akal-akalan Saja!
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen
-
DPR 'Angkat Tangan', Sarankan Presiden Prabowo Pimpin Langsung Reformasi Polri
-
KPK Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Anggaran Ganda dan Konflik Kepentingan Gus Yaqut
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Kenapa Ustaz Khalid Basalamah Ubah Visa Haji Furoda Jadi Khusus? KPK Dalami Jual Beli Kuota
-
Komisi III DPR Dukung Rencana Prabowo Bentuk Tim Reformasi Polri
-
Greenpeace Murka, Kecam Izin Baru PT Gag Nikel yang Bakal Merusak Raja Ampat
-
Terungkap! Ini yang Dicecar KPK dari Khalid Basalamah dalam Skandal Korupsi Haji
-
Atasi BABS, Pemprov DKI Bangun Septic Tank Komunal dan Pasang Biopal di Permukiman Padat