Suara.com - Klaim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut big data 110 juta netizen ingin Pemilu 2024 ditunda jadi pertanyaan.
Salah satu yang heran dan mengkritik Luhut adalah Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon.
Melansir wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Fadli menantang Luhut untuk membuka big data yang diliam keinginan 110 juta netizen setuju Pemilu 2024 ditunda. Data yang ada perlu dibuka agar klaim yang disampaikan tidak mengada-ada.
"Sebaiknya diungkap ke publik datanya," kata Fadli dalam akun Twitternya yang dikutip pada Minggu 13 Maret 2022.
Dia menekankan sebagai bagian dari Pemerintah, Luhut tak boleh asal bicara. Semua yang diucapkan harus didasari dengan bukti sehingga tak timbul dugaan Pemerintah menghalalkan segala cara untuk memperpanjang kekuasaan.
"Agar tak terkesan sedang menghalalkan segala cara untuk tujuan pelanggaran konstitusi," tutur Fadli.
Sebelumnya, Luhut mengaku, usulan penundaan Pemilu 2024 tidak hanya disuarakan elite PAN dan PKB. Tetapi juga datang dari pendukung Partai Demokrat, Partai Gerindra serta PDI Perjuangan dan Golkar.
Klaim Luhut itu dilontarkan saat berbicara di Podcast Deddy Corbuzier yang diunggah di kanal Youtube, Jumat, 11 Maret 2022.
Luhut lebih jauh mengatakan, penundaan Pemilu 2024 berdasarkan big data berupa percakapan dari 110 juta orang di media sosial.
Baca Juga: Komentari Isu Presiden 3 Periode, Fadli Zon Singgung Jabatan Luhut
"Itu yang rakyat ngomong. Ini kan ceruk ini atau orang-orang ini ada di Partai Demokrat, ada di Partai Gerindra, ada yang di PDIP, ada yang di PKB, ada yang di Golkar," kata Luhut.
Usulan penundaan Pemilu 2024 disuarakan sejumlah tokoh pimpinan parpol koalisi pemeritah seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
Berita Terkait
-
Politikus Demokrat Pertanyakan Pernyataan Luhut Soal Big Data 110 Juta Warga Dukung Tunda Pemilu
-
Luhut Klaim Big Data soal Mayoritas Masyarakat Setuju Pemilu Ditunda, Pengamat: Jelas Manipulasi Informasi
-
Kritik Logo Halal Yang Baru, Fadli Zon: Seharusnya Tulisan Halal Bisa Terbaca Jelas, Bukan Malah Sebaliknya
-
Luhut Sebut Big Data Masyarakat Ingin Pemilu Ditunda, Demokrat: Hanya Akal-akalan
-
Komentari Isu Presiden 3 Periode, Fadli Zon Singgung Jabatan Luhut
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Jelang Natal dan Tahun Baru, Polda Metro Jaya Siagakan 5.044 Personel Gabungan!
-
Walhi Sumut Bongkar Jejak Korporasi di Balik Banjir Tapanuli: Bukan Sekadar Bencana Alam
-
Jelang Nataru, Kapolda Pastikan Pasukan Pengamanan Siaga Total di Stasiun Gambir
-
Tok! Palu MA Kukuhkan Vonis 14 Tahun Pengacara Ronald Tannur, Lisa Rachmat Gagal Total
-
Hunian Sementara untuk Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun, Begini Desainnya
-
Tragedi Tol Krapyak: Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Disopiri Sopir Cadangan
-
Menko Yusril Jelaskan Alasan Pemerintah Pilih Terbitkan PP Atur Penugasan Polisi di Jabatan Sipil
-
Kena OTT KPK, Kajari HSU Dicopot Jaksa Agung, Satu Anak Buahnya Kini Jadi Buronan
-
Pramono Anung Siapkan Insentif untuk Buruh di Tengah Pembahasan UMP 2026
-
Waka BGN Minta Maaf Usai Dadan Dianggap Tak Berempati: Terima Kasih Rakyat Sudah Mengingatkan