Suara.com - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ditantang untuk membuka big data yang ia sebutkan.
Pengamat Politik Adi Prayitno meminta agar Luhut membeberkan big data yang menyebutkan 110 juta publik ingin Pemilu 2024 ditunda.
Menurut Adi, klaim soal big data tersebut digunakan sebagai alat untuk mendukung penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
"Baiknya dibuka itu big data yang dijadikan sebagai alat untuk melakukan penundaan Pemilu," kata Adi, seperti dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Senin (14/3/2022).
Adi menjelaskan, berdasarkan UUD 1945 masa jabatan presiden hanya dibatasi dua periode.
"Tidak ada di UU mengatur soal plt Presiden. Enggak ada cerita. Kalau habis masa jabatannya, dia harus mengikuti Pemilu kembali. Kalau itu dilakukan teman-teman elite, demokrasi akan wassalam," tandasnya.
Lebih lanjut, Adi menegaskan tidak ada istilah dalam UUD 1945 tentang Pemilu yang menyebutkan Plt Presiden dan Plt Wakil Presiden.
"Kalau Gubernur, Wali Kota masih ada. Tidak ada ceritanya misalnya Plt anggota Dewan DPD dan DPR, enggak ada cerita," bebernya.
Adi mengingatkan, setelah masa jabatannya habis, orang tersebut tetap harus mengikuti Pemilu kembali.
"Tidak memperbolehkan dia memperpanjang dirinya selama dua tahun selama tiga tahun, mengangkat dirinya memperpanjang dirinya, dan mengeklaim atas nama rakayat," ungkapnya.
Iapun menyebutkan hasil survei yang dilakukan PPI pada Juni 2021.
Hasil survei tersebut mengungkapkan temuan bahwa mayoritas publik menolak perpanjangan masa jabatan presiden.
"69 persen menolak pada survei bulan Juni 2021. Kecenderungan survei di Persepi temuannya hampir sama, masyarakat menolak," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Sebut 110 Juta Warga Ingin Pemilu Ditunda, Masinton PDIP Sindir Telak Luhut: Big Data Atau Big Mouth?
-
Kelemahan KPU dan Bawaslu Disebut Bisa Jadi 'Senjata' Penundaan Pemilu 2024
-
Soal Big Data, Fadli Zon Tantang Luhut Lakukan Hal Ini: Agar Tak Terkesan Sedang Menghalalkan Segala Cara
-
Politikus Demokrat Pertanyakan Pernyataan Luhut Soal Big Data 110 Juta Warga Dukung Tunda Pemilu
-
Menunggu Kiprah Generasi Muda Pada Pilkada di Gorontalo, Bagaimana Peluangnya?
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
Terkini
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Gelar Pahlawan untuk Soeharto, KontraS: Upaya Cuci Dosa Pemerintah
-
Ketua BAM DPR Aher Janji UU Ketenagakerjaan Baru akan Lebih Baik Usai Temui Buruh KASBI
-
Lewat Kolaborasi dengan Iko Uwais di Film TIMUR, BNI Dukung Industri Film Nasional
-
Internet di Indonesia Masih Belum Merata, Kolaborasi Infrastuktur adalah Jalan Pintasnya
-
Aksi Buruh KASBI di DPR Bubar Usai Ditemui Aher, Janji Revisi UU Ketenagakerjaan
-
Komoditas Nikel Indonesia Menguat, Hilirisasi Jadi Kunci
-
Bahlil Sarankan Mantan Presiden Dapat Anugerah Gelar Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto
-
Ajukan PK, Adam Damiri Akan Hadirkan Enam Ahli di Sidang Asabri