Suara.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa sentimen anti-Muslim atau Islamofobia terus menyebar seperti wabah di negara-negara Barat.
Kebencian anti-Muslim "meracuni semua segmen masyarakat, dari orang-orang di jalan hingga politisi, pekerja, dan pegawai negeri," kata Erdogan dalam pesan video di Media Internasional ke-2 dan Forum Islamofobia di Ankara, sebagaimana dinukil dari media Turki, TRTworld, Rabu (16/3/2022).
“Suasana kebencian yang dipromosikan oleh media yang tidak bertanggung jawab berdampak negatif terhadap umat Islam serta jutaan orang dengan bahasa, agama, asal, dan budaya yang berbeda,” tambahnya.
“Perdebatan memalukan dalam konteks krisis Ukraina mengungkapkan dimensi berbahaya dari Islamofobia dan rasisme budaya.”
Erdogan mengecam diskriminasi terhadap semua orang yang rentan di seluruh dunia, menekankan bahwa sentimen anti-Muslim atau Islamofobia tidak hanya menjadi masalah bagi umat Islam, tetapi juga untuk semua orang di seluruh dunia.
“Jika tidak, kami tidak dapat mencegah serangan Islamofobia seperti (yang terjadi) di Selandia Baru pada 2019 dan Kanada pada 2021,” Erdogan memperingatkan.
Ia menekankan bahwa bersama dengan politisi Barat, media dan lembaga negara, tanggung jawab terbesar jatuh pada dunia Islam dan lembaga-lembaganya.
“Umat Islam harus bereaksi keras, mencari hak-hak mereka dengan alasan yang sah, dan melawan ketidakadilan, pelanggaran hukum dan diskriminasi ini, yang menargetkan ratusan juta orang bersama mereka,” katanya.
PBB Tetapkan 15 Maret Jadi Hari Internasional Melawan Islamofobia
Lewat Twitter resminya, PBB menyatakan bahwa Sidang Umum PBB menyerukan penguatan upaya internasional untuk mendukung dialog global yang mempromosikan budaya toleransi dan perdamaian, berlandaskan pada penghargaan terhadap HAM dan keberagaman beragama dan berkeyakinan.
Resolusi ini sendiri diusung perwakilan Pakistan yang berbicara atas nama Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Adapun tanggal 15 Maret dipilih sebagai hari peringatan karena pada tanggal ini bertepatan dengan peristiwa Jumat berdarah di Selandia Baru.
Dalam pengantarnya saat menyampaikan resolusi tersebut, Perwakilan Pakistan untuk PBB, Munir Akram, mengatakan bahwa Islamofobia telah menjadi sebuah "realita" yang terus meningkat di berbagai belahan dunia. Diketahui, Islamofobia sendiri adalah sikap atau perasaan fobia terhadap (agama) Islam dan umat Islam atau Muslim.
"Tindakan-tindakan seperti diskriminasi, kebencian dan kekerasan terhadap Muslim --baik individu maupun komunitas-- mengarah pada pelanggaran serius atas hak-hak asasi mereka (Muslim), dan melanggar kebebasan mereka untuk beragama dan berkeyakinan," ungkap Akram di depan peserta sidang di Aula Pertemuan Sidang Umum PBB.
"Ini khususnya mengkhawatirkan belakangan ini, karena telah muncul sebagai bentuk baru rasisme yang tercirikan lewat xenofobia (kebencian/ketakutan pada hal yang asing), pandangan negatif dan stereotip (prasangka subyektif) terhadap Muslim," sambungnya.
Resolusi ini juga menyepakati adanya kekhawatiran mendalam terhadap kenaikan kasus-kasus diskriminasi, intoleran dan kekerasan, terlepas dari siapa pun pelakunya, yang ditujukan kepada komunitas agama-agama dan keyakinan di seluruh dunia.
Tag
Berita Terkait
-
Momen Jumat Berdarah Di Masjid Christchurch Yang Ditetapkan Jadi Hari Internasional Melawan Islamofobia
-
PBB Tetapkan 15 Maret Sebagai Hari Internasional Melawan Terhadap Islamofobia, Begini Latar Belakangnya
-
PBB Umumkan 15 Maret sebagai Hari Internasional Melawan Islamofobia
-
Ukraina Minta Turki Tutup Jalur ke Rusia di Laut Hitam
-
Tak Bisa Tinggalkan Rusia atau Ukraina, Presiden Turki Erdogan Kembali Tawarkan Jadi Mediator Perundingan Kedua Negara
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan