Suara.com - PBB melalui sidang umum sepakat menetapkan tanggal 15 Maret sebagai Hari Internasional Melawan Islamofobia atau Hari Anti-Islamofobia. Tanggal itu diketahui bertepatan dengan peristiwa Jumat berdarah pada 2019 lalu di Selandia Baru.
Dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru diserang oleh seorang teroris bersenjata menenteng senapan otomatis hingga menewaskan 51 orang dan melukai 40 orang lainnya.
Terkait insiden itu, pelaku diketahui bernama Brenton Tarrant, pria berumur 29 tahun saat peristiwa terjadi. Ia diketahui sebagai warga Australia. Selama persidangan, diketahui aksi kejinya menembak para korban sudah disiapkan lama, bertahun-tahun.
Sejak jauh hari, Tarrant meneliti tata letak masjid dengan cara menerbangkan drone di atas target utamanya. Ia juga mengatur, bagaimana ia memilih tanggal 15 Maret 2019 sebagai waktu paling pas demi 'memaksimalkan' jumlah korban, sebagaimana diungkap oleh jaksa.
Pada hari berdarah itu, masjid pertama yang diserang adalah masjid Al Noor. Di sini menjadi titik lokasi korban paling banyak.
"Dia bermaksud menanamkan ketakutan pada orang-orang yang dia gambarkan sebagai penjajah, termasuk populasi Muslim atau lebih umumnya imigran non-Eropa," kata jaksa penuntut Barnaby Hawes sebagaimana dilansir dari Antara yang mengutip Reuters, Agustus 2020 lalu.
Tarrant kemudian menyerang masjid kedua, ia kemudian bisa ditahan saat hendak menyerang lokasi masjid ketiga. Yang ironis adalah, Tarrant bahkan menayangkan aksi penyerangannya itu lewat Facebook.
Teroris Satu-satunya Di Selandia Baru
Pemerintah Selandia Baru juga resmi menetapkan aksi Brenton Tarrant sebagai teroris. Dia dikenakan 92 pasal.
Baca Juga: PBB Umumkan 15 Maret sebagai Hari Internasional Melawan Islamofobia
Menyadur lama New Zealand Herald, April 2021 lalu, Brenton Tarrant divonis penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat. Aksi kejinya itu bahkan disebut sebagai penembakan massal paling mengerikan sepanjang sejarah Selandia Baru.
Bahkan, Tarrat merupakan orang satu-satunya di Selandia Baru yang menyandang status teroris.
Hari Anti-Islamofobia Diusung Pakistan Dan OKI
Lewat Twitter resminya, PBB menyatakan bahwa Sidang Umum PBB menyerukan penguatan upaya internasional untuk mendukung dialog global yang mempromosikan budaya toleransi dan perdamaian, berlandaskan pada penghargaan terhadap HAM dan keberagaman beragama dan berkeyakinan.
Resolusi ini sendiri diusung perwakilan Pakistan yang berbicara atas nama Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Adapun tanggal 15 Maret dipilih sebagai hari peringatan karena pada tanggal ini bertepatan dengan peristiwa Jumat berdarah di Selandia Baru.
Dalam pengantarnya saat menyampaikan resolusi tersebut, Perwakilan Pakistan untuk PBB, Munir Akram, mengatakan bahwa Islamofobia telah menjadi sebuah "realita" yang terus meningkat di berbagai belahan dunia. Diketahui, Islamofobia sendiri adalah sikap atau perasaan fobia terhadap (agama) Islam dan umat Islam atau Muslim.
Berita Terkait
-
PBB Tetapkan 15 Maret Sebagai Hari Internasional Melawan Terhadap Islamofobia, Begini Latar Belakangnya
-
PBB Umumkan 15 Maret sebagai Hari Internasional Melawan Islamofobia
-
Rusia Sebut Laboratorium Senjata Biologis di Ukraina dapat Dukungan Penuh dari Amerika, PBB: Omong Kosong
-
Terdapat 516 Warga Sipil Tewas dan 908 Lainnya Terluka, PBB Desak Rusia untuk Hentikan Serangan ke Ukraina
-
Rumah Sakit di Ukraina Hancur Dibombardir Pesawat Rusia, Antonio Guterres: Mengerikan, Setop Pertumpahan Darah Sekarang!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa