Suara.com - Jajaran Polda Gorontalo dibuat heboh pada Senin pagi karena terjadi kasus penembakan pada Direktur Tahanan dan Barang Bukti AKBP Beni Mutahir. Berikut ini sederet fakta Dirtahti Polda Gorontalo ditembak hingga tewas.
Fakta Dirtahti Polda Gorontalo Ditembak hingga Tewas
1. Pelaku sudah ditahan
Pelaku penembakan Dirtahti Polda Gorontalo, AKBP Beni Mutahir sudah ditemukan. Ia diketahui sebagai pria berumur 27 tahun dengan inisial RY.
Sebelumnya, RY adalah tersangka kasus narkoba dan korban sempat mengeluarkan RY dari ruang tahanan. Terkait hal ini, Propam Polda Gorontalo sedang mendalami kasusnya.
2. Sempat kabur
Fakta Dirtahti Polda Gorontalo ditembak lainnya yakni pelaku RY diduga akan kabur secepatnya dengan pesawat setelah melakukan aksinya namun ia datang ke bandara saat belum ada penerbangan. Ia lantas sembunyi di rumah orangtuanya dan berhasil terlacak polisi.
3. Gunakan senjata rakitan
Ketika ditangkap di kediaman orangtuanya, RY menunjukkan tempat penyimpanan barang bukti berupa alat yang ia gunakan untuk menembak Dirtahti Polda Gorontalo, AKBP Beni Mutahir hingga tewas.
4. Barang bukti di TKP
Rupanya, RY menyimpan barang bukti di tempat kejadian perkara di Kelurahan Huangobotu. Dari penemuan ini, diketahui bahwa RY menembak AKBP Beni Mutahir dengan senjata api rakitan.
Senjata rakitan itu hanya bisa menembak satu kali dengan satu peluru. Saat ini polisi sedang mendalami di mana pelaku mendapatkannya dan merakit senjata itu.
5. Korban sedang jemput pelaku
Pelaku yang saat itu masih berstatus tersangka kasus narkoba sedang dijemput oleh korban, AKBP Beni Mutahir, di rumahnya untuk dibawanya kembali ke tahanan Polda Gorontalo.
Namun pelaku justru menembak AKBP Beni hingga mengenai pelipis kiri. Sementara itu, korban sempat disemayamkan di Masjid Polda Gorontalo setelah dilakukan pemulasaraan jenazah di RSUD Aloei Saboe Gorontalo.
Tag
Berita Terkait
-
Dugaan Kejahatan Merek Dagang, Istri Juragan 99 Shandy Purnamasari Laporkan Pengusaha Ponsel Putra Siregar
-
Asyik Karaoke, Wanita Muda di Wonogiri Tiba-tiba Diciduk Polisi, Ternyata Isap Barang Haram Ini
-
Kasus Narkotika, Keluarga Vokalis Band Sisitipsi Fauzan Lubis Ajukan Rehabilitasi
-
5 Fakta Tahanan Narkoba Tembak Petinggi Polda Gorontalo Pakai Senjata Rakitan
-
Tak Ada Ampun! Jukir Liar di Medan Ditembak Polisi Usai Curi Motor di Parkiran
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Prabowo di Hari Sumpah Pemuda: Jangan Takut Bermimpi Besar, Indonesia Tak Akan Pernah Kalah!
-
Dukung Kreator & UMKM, Shopee Hadirkan Pengalaman Belanja Baru Bersama Meta
-
Viral Mandor TKA Dikeroyok di Morowali, Arogan Jadi Pemicu? Ini 4 Faktanya
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi