Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB menyatakan bahwa hingga Jumat (25/3) pukul 19.40 WIB ada 42 rumah warga di Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku, yang rusak akibat gempa bumi magnitudo 4,9.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan, bahwa rumah-rumah warga yang terdampak gempa berada di Desa Kamarian, Kecamatan Kairatu.
"Dari laporan tersebut saat gempa terjadi warga merasakan guncangan kuat dengan durasi satu sampai dua detik. BPBD melaporkan warga tetap berjaga-jaga di luar rumah dan waspada terhadap gempa susulan," kata Abdul sebagaimana dikutip dalam siaran pers BNPB, Sabtu (26/3/2022).
Setelah gempa terjadi, tim reaksi cepat BPBD Kabupaten Seram Bagian Barat berkoordinasi dengan aparat desa mendata dampak gempa. Gempa dilaporkan berdampak pada 42 keluarga di Seram Bagian Barat dan menurut data sementara tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Abdul mengatakan bahwa dampak gempa juga dirasakan oleh warga di Pulau Ambon, tetapi tidak sampai menimbulkan kepanikan. Warga Kota Ambon merasakan getaran gempa sedang selama satu sampai dua detik.
Gempa bumi dengan magnitudo 4,9 yang terjadi pada Kamis (24/3) pukul 20.51 WIB pusatnya berada di sekira 12 km tenggara Kairatu pada kedalaman 10 km.
Gempa yang menurut pemodelan BMKG tidak memicu terjadinya tsunami itu getarannya dirasakan pada skala IV MMI di Kairatu dan III MMI di Ambon.
Pada skala IV MMI getaran pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah serta menyebabkan gerabah pecah, jendela/pintu berderik, dan dinding berbunyi. Pada skala III MMI, getaran dirasa nyata di dalam rumah, terasa seolah ada truk berlalu.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga tetap waspada dan siap siaga karena menurut inaRISK sebelas wilayah kecamatan di Kabupaten Seram Bagian Barat, termasuk Kecamatan Kairatu, menghadapi potensi gempa dengan kategori sedang hingga tinggi.
Baca Juga: Pemerintah Gesa Realisasi Vaksinasi Booster 30 Persen di Kepri Agar Bebas Karantina Diberlakukan
Saat terjadi gempa, warga diimbau melakukan evakuasi mandiri. "Korban jiwa terjadi bukan disebabkan fenomena gempanya tetapi bangunannya," ujar Abdul. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera