Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi marah-marah karena banyak instansi pemerintah atau lembaga negara yang memakai barang impor. Kekinian aksi Jokowi ini disorot oleh Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira.
Bhima menilai bahwa Presiden Jokowi seharusnya tidak hanya mengajak menteri-menterinya menggunakan produk Indonesia, tetapi ia harus memberi contoh nyata.
Direktur Celios ini mencontohkan, ada dua produk Indonesia yang produksinya perlu mendapat dukungan dari pemerintah, yakni motor Gesit dan mobil Esemka.
"Ada Gesit, ada Esemka, pakai dulu lah jadi kendaraan dinas kepresidenan, kendaraan dinas kementerian atau lembaga sampai kepala daerah. ASN-nya sudah (harus) pakai Gesit dan Esemka," kata Bhima dalam wawancara di TVOne seperti dikutip dari WartaEkonomi -- jaringan Suara.com, Senin (28/3/2022).
Bhima juga menjelaskan bahwa langkah nyata jauh lebih penting daripada retorika. Sebab, ada ironi yang terus terjadi di negeri ini.
Seperti keinginan pemerintah agar UMKM melakukan ekspor. Padahal di dalam negeri saja barang mereka tidak pernah diberi kesempatan tampil.
"Ini barang berkualitas tinggi, tapi pemerintah tidak mau jadikan sebagai barang dan jasa mereka. Ironi seperti ini yang harus dipatahkan. Jangan hanya marah atau kesel atau curhat,” kata Bhima.
Alih-alih Marah, Seharusnya Jokowi Segera Melakukan Audit
Refly Harun awalnya tertawa melihat kejengkelan Jokowi soal masalah impor. Ia kemudian mengkritik Jokowi yang tidak konsisten dengan ucapannya.
Baca Juga: Jokowi Tak Mau UMKM Cuma jadi Penonton di Era Perdagangan Digital
Alih-alih marah, Refly Harun menyarankan seharusnya Jokowi segera melakukan audit secara menyeluruh terhadap jajaran pemerintahannya. Menurutnya, bukan tidak mungkin Jokowi dibuat kaget karena pelaku impor bisa dari kalangan Istana.
“Saran saya yah, ya lakukan audit terhadap jajaran pemerintahan. Siapa saja pelaku-pelaku impor, jangan-jangan Pak Jokowi sendiri kaget, ternyata pelaku-pelaku itu kalangan Istana sendiri,” ujar Refly melalui YouTube pribadinya.
Sebagai contoh, Refly menyoroti masalah pengadaan alat kesehatan seperti masker. Ia juga mempertanyakan masalah vaksin Nusantara yang seperti terhambat. Padahal, vaksin dari luar negeri terus diimpor.
“Coba cek masker, kebutuhannya luar biasa, apakah masker itu kebutuhannya dari banyak luar negeri atau dari dalam negeri. Itu cara menguji,” saran Refly Harun.
Lebih lanjut, Refly Harun bertanya-tanya apakah sebenarnya Presiden Jokowi disabotase oleh lingkaran terdekatnya sendiri. Begitu pula dengan para menteri, dikatakan Refly, bisa juga disabotase bawahannya.
“Kadang-kadang saya berpikir yah, sebenarnya jangan-jangan Presiden Jokowi banyak disabotase dalam lingkaran Istana sendiri. Menteri-menterinya disabotase oleh bawahannya," kata Refly.
Berita Terkait
-
Jokowi Sebut Utang Whoosh sebagai Investasi Sosial, DPR Tuntut Akuntabilitas
-
Akhir Pekan Ini Relawan Projo Gelar di Jakarta, Fokus Dukung Pemerintahan Prabowo Gibran?
-
Setahun Pasca-Jokowi: Rakyat Curigai 'Nyawa Busuk' dan Potensi Kejahatan dalam Kebijakan Masa Lalu!
-
Omongan Jokowi Pilih Tinggal di Rumah Solo Ketimbang Colomadu Sulit Dipercaya, Mengapa?
-
Amien Rais 'Ngamuk', Tuding Jokowi-Luhut-Sri Mulyani Perusak Indonesia dan Layak Dihukum Mati!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
Terkini
-
HLN ke-80, 171 Warga Tulungagung Peroleh Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
KCIC Pastikan Isu Dugaan Korupsi Whoosh Tak Pengaruhi Jumlah Penumpang
-
RUU PPRT: Bukan Sekadar Upah dan Kontrak, Tapi Soal Martabat Manusia yang Terlupakan
-
Pemerintah Diingatkan Harus Cepat Tangani Thrifting Ilegal, Telah Rugikan Negara Rp7,1 Triliun
-
Jelang Nataru, Menhub Dudy Bahas Kebijakan dan Strategi Angkutan Udara Bersama Maskapai
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 30 Oktober 2025: Hujan Ringan di Bali dan Jabodetabek
-
Jejak Najelaa Shihab: Kakak Najwa di Pusaran Grup WA Nadiem, Revolusi Pendidikan di Tangannya
-
Tangan Terikat Kabel Ties Merah, Delpedro Marhaen Lantang Bersuara: Semakin Ditekan, Semakin Melawan
-
KontraS Menolak Keras! Soeharto Mau Jadi Pahlawan Nasional, Jejak Kelam Orde Baru Jadi Sorotan
-
Demo Hari Ini di Monas: Ribuan Guru Honorer Turun ke Jalan, Tuntut Revisi UU P3K