Suara.com - Pada saat Muktamar Pengurus Besar IDI yang dilaksanakan di Banda Aceh, pada Jumat (25/03/2022) lalu, Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI resmi mencoret nama dokter Terawan terkait terapi cuci otak. Hal tersebut lantas menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak, hingga potensi berbuntut panjang. Apa itu terapi cuci otak?
Banyak yang penasaran, mengapa eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dipecat oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI)? Pemecatan dokter Terawan tentu saja bukan tanpa alasan. Tak sedikit juga orang yang penasaran dengan apa itu terapi cuci otak.
Berdasarkan surat edaran berkop surat Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang beredar, berisi tentang Penyampaian Hasil Keputusan MKEK Tentang Dr Terawan AGus Putranto, Sp. Rad. Surat tersebut bertuliskan Jakarta, 8 Februari 2022 bernomor 0280/PB/MKEK/02/2022, ditujukan kepada Ketua Umum PB IDI berisi mengenai hasil keputusan MKEK setelah Rapat Pleno MKEK Pusat IDI pada 8 Februari 2022. Apa itu terapi cuci otak.
Adapun rapat itu mempertimbangkan Rapat Koordinasi MKEK Pusat IDI bersama MKEK IDI Wilayah dan Dewan Etik Perhimpunan pada tanggal 29-30 Januari 2022. Di poin kedua, MKEK Pusat IDI meminta kepada Ketua PB IDI agar segera melakukan penegakan keputusan MKEK berupa pemecatan tetap sebagai anggota IDI. Apa itu terapi cuci otak?
Tertulis di dalamnya, bahwa hal itu dikarenakan dokter Terawan dinilai melakukan pelanggaran etik berat (serious ethical misconduct), serta tidak melakukan itikad baik sepanjang 2018-2022. Apa itu terapi cuci otak.
Penyebabnya termasuk soal praktik terapi cuci otak yang dilakukan Terawan. MKEK menganggap bahwa Terawan tidak mempunyai itikad baik setelah diberikan sanksi terkait metode cuci otak pada 2018 lalu. Ketua MKEK juga menyebutkan bahwa Terawan belum memberikan bukti telah menjalani sanksi etik selama periode 2018-2022. Apa itu terapi cuci otak?
Alasan kedua Terawan dipecat adalah karena dirinya aktif mempromosikan Vaksin Nusantara secara luas, walaupun penelitiannya belum selesai. Dalam beberapa kesempatan, Terawan juga gencar mempromosikan vaksin tersebut, bahkan setelah dirinya tidak lagi menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
Manuver Terawan dalam membentuk perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Klinik Indonesia (PDSRKI) juga menjadi salah satu alasan Terawan dipecat. MKEK menganggap bahwa aktivitas tersebut tidak sesuai dengan prosedur.
MKEK bahkan menyebutkan telah menemukan surat edaran PDSRKI yang menginstruksikan agar anggota organisasi ini tidak menghadiri acara Muktamar IDI. Lantas, dengan adanya hal tersebut Terawan pun kini terancam tidak bisa lagi mengurus izin praktik sebagai dokter.
Baca Juga: 4 Fakta Perkembangan Vaksin Nusantara yang Digagas Terawan Agus Putranto
Apa itu Terapi Cuci Otak?
Salah satu alasan Terawan dipecat adalah karena mempromosikan metode terapi cuci otak untuk penanganan pasien. Penggunaan metode tersebut dianggap IDI telah melanggar kode etik. Apa itu terapi cuci otak?
Dilansir dari laman Stanford Health Care, terapi cuci otak ini disebut Digital subtraction angiopgraphy (DSA). Di mana metode ini melibatkan prosedur yaitu memasukkan kateter (tabung kecil dan tipis) ke dalam arteri di kaki dan mengalirkannya ke pembuluh darah di otak.
Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran pembuluh darah di otak, lantas berguna untuk mendeteksi masalah aliran darah. Tepatnya, prosedur ini adalah dengan cara menyuntikkan cairan kontrak melalui kateter, dan memberikan gambaran lengkap tentang pembuluh darah di organ dalam.
Metode Digital Subtraction Angiography (DSA) atau terapi cuci otak yang digagas oleh Terawan ternyata masih beroperasi di Rumah Sakit TNI (RST) Slamet Riyadi atau dikenal RS DKT Solo, Jawa Tengah. Padahal Terawan telah mendapatkan rekomendasi pemecatan dari MKEK IDI.
Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Komandan Komando Resort Militer (Korem) 074/Warastratama, Surakarta Kolonel Inf Achiruddin. Achiruddin mengatakan bahwa metode DSA atau cuci otak ini tidak hanya dioperasikan oleh dokter Terawan.
Berita Terkait
-
4 Fakta Perkembangan Vaksin Nusantara yang Digagas Terawan Agus Putranto
-
Dijerat Sanksi Terberat, Ini 4 Indikasi Dokter Terawan Tidak Patuh Putusan IDI
-
Jejak Karier Terawan, Dokter Pertama Berpangkat Militer Tertinggi yang Dipecat IDI
-
Daftar 4 Pejabat Negara yang Pernah Jadi Pasien 'Cuci Otak' Dokter Terawan, Semuanya Memuji dan Langsung Sehat
-
IDI Jadi Rumah Kedua, Terawan: Apakah Saya Masih Boleh Nginep Atau Diusir ke Jalan?
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?