Suara.com - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menanggapai tantangan dari politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem), Ahmad Sahroni. Ia sebelumnya ditantang untuk mendaftar sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Gibran pun balas menyuruh Sahroni untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta jika menginginkannya. Dengan santai, ia mengatakan Sahroni tidak perlu menunggunya.
"Maju-maju ae, rasah (gak usah) nunggu aku. Silakan Pak Sahroni daftar, daftar nggak usah nunggu saya. Ngapain nunggu saya. Kalau niatnya memang ingin maju, ya maju aja. Nggak usah nunggu saya," ujar Gibran.
Putra Presiden Joko Widodo atau Jokowi ini menegaskan, dirinya belum membuat keputusan politik untuk agenda 2024. Karena itu, ia mempersilahkan politisi Partai NasDem itu untuk maju tanpa perlu menunggunya di Pilkada DKI Jakarta.
"Memangnya aku meh (mau) tarung (maju pilkada DKI Jakarta)? Kalau niat ingin maju ya maju. Tidak usah menunggu saya," tandasnya.
Sebelumnya, Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni mengatakan akan maju di Pilkada DKI Jakarta, asalkan Gibran mendaftar. Menurutnya, Gibran sebagai anak presiden tentu akan maju sebagai calon gubernur.
"Kalau gue mengisyaratkan anak Presiden Jokowi maju DKI, disiapkan resmi, daftar langsung gue," kata Sahroni.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan Gibran masih ingin fokus dalam menyelesaikan tugasnya sebagai Wali Kota Solo.
"Biar saja mengalir. Mas Gibran tentunya fokus untuk bekerja sebagai Wali Kota Solo, menyelesaikan tugasnya sampai 2024. Jadi, ketemu siapapun silakan saja," ujar Hasto.
Baca Juga: Bakal Gabung Massa Unjuk Rasa Tolak Jokowi 3 Periode, Gibran: Kalau Ada Lagi Kabari, Saya Ikut
Sedangkan mengenai Pilkada DKI 2024, Hasto mengatakan PDIP masih belum mengkaji. Ia menjelaskan, PDIP kini tengah fokus melakukan konsolidasi internal dan pendidikan politik kepada kader-kader partai.
"Kami belum bicara tentang Pemilu Gubernur (Pilgub)," tandasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Bakal Gabung Massa Unjuk Rasa Tolak Jokowi 3 Periode, Gibran: Kalau Ada Lagi Kabari, Saya Ikut
-
Ade Armando Diamuk Massa sampai Babak Belur, Gibran: Aku Gak Kenal, Semoga Cepat Sembuh
-
BEM SI Gelar Unjuk Rasa, Gibran: Saya Terbuka, Aspirasi dan Masukan Saya Terima
-
Pengamat Ungkap Gibran Berpeluang Maju Jadi Gubernur di Dua Daerah Ini
-
Pantang Minum Es, Gibran Ungkap Sajian Berbuka Disantap Lagi Saat Sahur, Apa Menunya?
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
Pertimbangkan Mediasi dengan Jokowi, Roy Suryo dan Rismon Mulai Melunak?
-
Misteri Dosen Untag Tewas di Hotel: Autopsi Ungkap Aktivitas Berlebih, Mahasiswa Soroti Kejanggalan
-
Kompak Berkemeja Putih, Begini Penampakan 23 Terdakwa Demo Agustus di Ruang Sidang
-
Deretan Fakta AKBP Basuki, Benarkah Ada Hubungan Spesial di Balik Kematian Dosen Untag?
-
KPK Periksa Tiga Kepala Distrik Terkait Korupsi Dana Operasional di Papua
-
Semeru 'Batuk' Keras, Detik-detik Basarnas Kawal 187 Pendaki Turun dari Zona Bahaya
-
Geger Kematian Dosen Cantik Untag: AKBP Basuki Dikurung Propam, Diduga Tinggal Serumah Tanpa Status
-
Pohon 'Raksasa' Tumbang di Sisingamangaraja Ganggu Operasional, MRT Jakarta: Mohon Tetap Tenang
-
262 Hektare Hutan Rusak, Panglima TNI hingga Menhan 'Geruduk' Sarang Tambang Ilegal di Babel
-
Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Eks Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi Dicekal, Tak Bisa ke Luar Negeri