Suara.com - Politikus PDIP Deddy Yevri Hanteru Sitorus ikut mengomentari soal klaim big data Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Deddy Yevri secara terang-terangan menyebut big data yang diklaim oleh Luhut adalah sebuah kebohongan besar.
"Bagi saya klaim big data ratusan juta itu sampah. Tidak lebih dari sebuah kebohongan besar yang buat untuk mendukung hasrat politik yang berlebihan," kata Deddy, seperti dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Kamis (14/4/2022).
Deddy yakin bahwa big data tersebut tidak akan dibuka oleh Luhut, bahkan sampai kiamat sekalipun.
Pasalnya, menurut Deddy, big data yang diklaim Luhut tersebut hanyalah omong kosong belaka.
"Saya yakin data yang dipegang Luhut pepesan kosong belaka," tandasnya.
Sejak awal Deddy mengaku ragu dengan adanya big data yang diklaim Luhut.
Sebab, secara metodologi big data yang diklaim tersebut lemah. Sementara secara ilmiah sulit dipertanggungjawabkan.
Menurutnya, akan sulit membayangkan bagaimana melakukan sampling, analisis, pembobotan, menarik kesimpulan untuk data sebesar itu.
Baca Juga: Pengamat Sebut Kalau SBY Juga Pernah 'Digoda' untuk Lanjutkan 3 Periode
Lebih lanjut, Deddy menjelaskan akan mungkin bisa dipercaya apabila menggunakan artifisial intelligent atau algoritma tertentu yang menangkap kata 3 periode di media sosial.
Namun demikian, hasil yang didapat pasti bias, margin of error tinggi dan sama sekali tidak bisa dijadikan bahan untuk menarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Tak hanya itu, Luhut juga seharusnya memenuhi tuntutan mahasiswa BEM UI untuk membuka big data pemilu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Gerakan Perubahan Muslim Arbi.
"Karena Luhut pejabat publik, maka Luhut harus menjawab soal data itu ke publik. Jangan bersembunyi dengan alasan dia berhak untuk tidak buka ke publik," ungkapnya.
Pasalnya, jika tidak membuka big data pemilu maka Luhut bisa saja dianggap menyebarkan hoaks.
Berita Terkait
-
Mendagri Tegaskan Pemilu 2024 Digelar Sesuai Jadwal pada 14 Februari dan 27 November untuk Pilkada
-
Pengamat Sebut Kalau SBY Juga Pernah 'Digoda' untuk Lanjutkan 3 Periode
-
Dipastikan Jokowi, Ditegaskan DPR: Pemilu Serentak Tetap di 2024
-
Begini Respons Anak dan Menantu Jokowi soal Wacana Presiden 3 Periode
-
Kemendagri: Arahan Jokowi Tegas Pemilu 14 Februari 2024
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
Wafat di Pesawat Usai Tolak Tambang Emas, Kematian Wabup Sangihe Helmud Hontong Kembali Bergema
-
PLN Pastikan Kesiapan SPKLU Lewat EVenture Menjelang Natal 2025 & Tahun Baru 2026
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan